Oleh: Faqih Al Fadlil
faqihalfadlil97@gmail.com
DALAM menjalani hidup ini, tentu saja kita akan dapati berbagai macam permasalahan yang kadang menyesakkan hati. Memberikan bekas dan kesan yang kurang mengenakkan. Dan sekiranya itu dirasakan oleh hampir semua orang.
Hingga akhirnya kebencian dan kejengkelan itu muncul dan mengubah suasana hati setiap kali bertemu dengannya. Semua hal yang dikatakan atau dilakukan sudah terkesan buruk. Padahal kenyataannya belum tentu seperti itu.
BACA JUGA:Â Jangan terlalu Membenci Seseorang
Tentu saja itu merupakan tindakan yang sangat membahayakan sekali. Karena benci dan jengkel adalah penyakit hati. Bila terus-terusan seseorang memendam itu, maka akan menyebabkan penyakit fisik. Sebab kebanyakan penyakit fisik itu berasal dari penyakit hati. Maka sekiranya jangan terlalu sering menyimpan kebencian, kejengkelan, atau dendam. Semua itulah yang membuat kita tidak bahagia.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghilangkan rasa itu? Kita perlu ingat bahwa seburuk-buruknya orang, pasti ada kebaikan di dalam hatinya. Atau malah jangan-jangan kebaikannya lebih banyak daripada keburukan atau kesalahan.
Bila dia melakukan kesalahan itu mungkin karena khilaf saja. sebagaimana yang diajarkan agama Islam kepada kita bahwa, setiap anak Adam itu pasti pernah salah. Tapi sebaik-baik orang yang salah adalah mereka yang mau bertaubat.
Bila sudah mendengar hal itu tentunya kita akan sadar bahwa kita juga manusia yang pastinya pernah melakukan kesalahan dan membuat orang marah dan jengkel. Entah itu yang kita sadari atau tidak. Di situ juga akan ada korban yang merasakan hal sama dengan kita.
Maka tidak pantas kalau kita meresa menjadi orang yang paling dizalimi di dunia. Kawan, dunia ini luas. Masih banyak orang yang lebih sengsara dan membutuhkan bantuan daripada kita.
Karena setiap orang pasti punya sisi positif dan negatif, maka agar kita tidak terlalu membencinya, sekiranya perlu untuk mencari sisi positif yang dimilikinya. Pasti ada. Atau bahkan lebih banyak dari yang kita miliki.
Dengan melihat sisi baik itu, maka rasa benci kita akan berkurang. Kita sadar bahwa dia adalah orang yang baik. Atau mungkin masih lebih baik daripada diri sendiri. Lalu apa alasan kita membenci dan memendam dendam yang tiada guna bagi diri, apalagi umat.
BACA JUGA:Â Membenci Kehidupan dan Mengharapkan Kematian, Apa Hukumnya?
Kalaupun dia memang benar-benar salah, maka sesungguhnya memaafkan adalah hal yang paling mulia yang bisa dilakukan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi wasallam ketika paman beliau dibunuh oleh Wahsyi di perang Uhud.
Saat itu beliau sangat marah sekali. Bahkan beliau berkata, jangan pernah menatap atau bertemu dengan beliau lagi. Namun Rasullah Sallahu Alaihi Wasallam memaafkan tindakan yang dilakukan oleh Wahsyi.
Sungguh, kawan, hidup ini sangat receh dan remah bila hanya memikirkan kesalahan orang lain kepada kita. Menyimpan rasa dendam dan sakit hati yang mendalam. Cukuplah memaafkan dan selalu berdoa agar hidayah sampai pada hatinya. Insya itu akan jauh lebih baik daripada sekadar memendamnya hingga menjadi penyakit. []