DALAMÂ keadaan yang dibutuhkan, seperti karena dipaksa atau didzhalimi, maka seorang muslim boleh bersikap tauriyah. Tauriyah adalah mengatakan sesuatu yang multitafsir, yang dipahami oleh orang yang diajak bicara sebagai sesuatu, namun ia bisa bermakna sesuatu yang lain.
Contoh: Ketika dalam perjalanan hijrah, Abu Bakr ditanya oleh seseorang yang mengenalnya: Siapa yang bersamamu? Abu Bakr menjawab: Ia adalah penunjuk jalanku. Maksud Abu Bakr adalah beliau adalah Rasulullah shollallahu alaihi wasallam sebagai penunjuk jalan menuju jalan Allah, namun orang itu menganggap bahwa itu adalah orang yang diupah khusus sebagai penujuk jalan menuju tempat yang dituju (disarikan dari penjelasan Syaikh Abdul Muhsin alAbbad dalam syarh Sunan Abi Dawud)
BACA JUGA:Â Bagian Otak Manusia Pembuat Dusta
Demikian juga ketika Nabi Ibrahim dan istrinya sedang berada di wilayah yang dikuasai oleh raja yang sangat dzhalim. Sang raja bertanya kepada Ibrahim: Siapa wanita itu? Nabi Ibrahim menjawab: Dia adalah saudaraku. Raja itu mengira bahwa yang dimaksud Ibrahim adalah saudara kandung, padahal maksudnya adalah suadara seagama. Hal itu dilakukan oleh Nabi Ibrahim untuk mencegah kedzhaliman dari raja tersebut.
Tauriyah disebut juga al-Ma’aaridh dan merupakan jalan keluar dari perbuatan dusta.
Umar radhiyallahu anhu berkata:
Pada al-Ma’aaridh (tauriyah) terdapat hal yang mencukupi seorang muslim dari berbuat dusta (riwayat alBukhari dalam Adabul Mufrad dishahihkan Syaikh al-Albany)
Sahabat Nabi Imron bin Hushain radhiyallahu anhu menyatakan:
BACA JUGA:Â Pendusta dan Pembunuh dari Tsaqif yang Haus Darah
Sesungguhnya pada al-Ma’aaridh terdapat alternatif untuk tidak terjatuh dalam kedustaan (riwayat alBukhari dalam Adabul Mufrad dishahihkan Syaikh al-Albany)
Hanya saja tauriyah/ al-Ma’aaridh tidak boleh dijadikan sebagai kebiasaan. Tidak boleh bermudah-mudahan melakukannya, namun hanya dilakukan ketika terdzhalimi atau terpaksa seperti keadaan pada Nabi Ibrahim dan Abu Bakr di atas. []
Referensi: Ramadhan Bertabur Berkah/Karya: Abu Utsman Kharisman/Penerbit: Pustaka Hudaya