MAKLUM adanya, bahwa mengimani hari kiamat merupakan salah satu rukun iman yang enam. Seseorang baru dikatakan mukmin jika mengimani enam hal itu, termasuk hari kiamat. Rasulullah bersabda,
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم,فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ … قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ
“Dari Sayidina Umar, ia berkata, ‘Suatu hari, ketika kami duduk di sisi Rasul, datanglah seorang lelaki yang memakai baju yang sangat putih dengan rambut yang berwarna hitam pekat. Kami tidak melihat darinya bekas perjalanan dan juga tak satupun dari kami yang mengenalnya. Lalu ia duduk bersama Nabi dan menyandarkan lututnya pada lutut Nabi. Sedangkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi. Kemudian ia berkata pada Nabi, ‘Beritahukanku tentang iman!’ Nabi menjawab, ‘Engkau beriman pada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, utusan-utusan-Nya, pada hari kiamat dan juga beriman pada Qada’ dan Qadar; baik dan buruknya.”
Lalu kita perlu tahu, bagaimana cara meyakinkan pada orang, minimal meyakinkan diri sendiri bahwasannya hari kiamat memang benar ada. Apalagi dengan naluri yang memaksa keberadaan wujud sesuatu sebelum benar-benar menyatakan bahwa sesuatu itu memang ada.
BACA JUGA: Berikut Ayat-ayat Al-Quran tentang Hari Kiamat
Mengimani Hari Kiamat: Tamsil Rasional
Nah, terkait hal ini, Syaikh Ramadhan al-Buthi memberikan tamsil yang sangat rasional untuk membenarkan eksistensi kiamat.
Namun sebelum membeberkan tamsil tersebut, ada syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu, yakni meyakini akan keberadaan Allah sebagai Tuhan. Lebih-lebih, iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama yang wajib dipenuhi terlebih dahulu.
Setelah benar-benar meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang sebenar-benarnya, maka kita lanjut pada tamsil yang diberikan Syaikh Ramadhan al-Buthi dalam kitab Kubrâ al-Yaqiniyyât al-Kauniyyah berikut ini:
Pertama: Ketika ada seorang dokter berkata padamu bahwa di atas meja ada sebuah minuman beracun. Siapa yang meminumnya maka akan mati seketika. Ketika dokter mengucapkan demikian, kamu tidak tahu akan ilmu kedokteran. Namun kamu percaya saja pada ucapan dokter itu
Kedua: Ada seorang astrolog yang mengatakan bahwa di waktu tertentu atau malam tertentu akan terjadi gerhana. Kira-kira, ketika kamu mendengarkan ucapan sang astrolog, kamu langsung mempercayainya atau tidak?
Ketiga: Ada sebuah berita dari pihak PLN (Perusahaan Listrik Negara) bahwa pada malam tertentu akan ada pematian listrik secara total di seluruh daerah. Yang mengabarkan hal ini adalah petugas pusat PLN yang benar-benar dapat dipercaya.
BACA JUGA: Inilah 9 Nama Lain Hari Kiamat yang Disebutkan dalam Al-Quran
Mengimani Hari Kiamat, Alasan Apa Tidak Mempercayainya?
Nah, ketika kamu mendengar tiga berita ini dari orang yang memang ahli pada bidangnya masing-masing, apakah kamu langsung percaya atau masih meragukan apa yang mereka ucap? Jelas kamu pasti percaya.
Sama halnya seperti contoh di atas, kiamat adalah berita yang Allah berikan kepada makhluknya. Lantas, alasan apa untuk tidak mempercayai kiamat?[]