UMAT muslim percaya bahwa hari kiamat akan datang. Kedatangan hari kiamat ini sudah Rasul jelaskan ciri-cirinya jauh-jauh hari sebelum hari ini. Salah satu peristiwa menjelang akhir zaman adalah ditandai dengan munculnya sosok Dajjal. Sosok Dajjal ini sampai sekarang masih menyisakan misteri.
Sebagian orang mencoba menakwilkan bahwa yang dimaksud Dajjal bukanlah sosok manusia melainkan rezim yang menguasai dunia. Sebagian mereka memaksakan diri untuk membuat cerita Dajjal ini menjadi masuk akal dengan mengatakan bahwa semua hadits mengenai Dajjal ini memiliki makna kiasan dan simbolisme saja. Namun masalahnya, sekali kita menetapkan bahwa sosok Dajjal yang dimaksud ini bukanlah sosok makhluk yang sebenarnya, melainkan sebuah simbol kiasan.
Maka harus dijelaskan pula makna simbol dari sekian banyak hadits yang menerangkan tentang Dajjal, dan sekali dianggap kiasan (artinya tokoh ini bukanlah manusia atau makhluk hidup) maka semua keterangan tentang sosok Dajjal pun harus dianggap kiasan. Maka sesungguhnya Dajjal adalah sosok manusia bukan symbol kekuasaan Yahudi, atau organisasi Freemasonry yaitu organisasi rahasia bawah tanah Yahudi.
Namun yang benar, dajjal adalah seorang manusia biasa sebagaimana dalam hadits dikatakan, “Dajjal adalah seorang pemuda,” (HR. Muslim).
“Dajjal adalah seorang laki-laki yang gemuk,” (HR. Bukhari).
Ia (jassasah) berkata,”Wahai orang-orang pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!” (HR. Muslim).
“Dajjal tidak punya anak atau keturunan,” (HR. Muslim).
Demikian pula Rasulullah SAW memahami sosok Dajjal itu adalah manusia biasa yang bermata satu sampai-sampai Rasulullah SAW sempat curiga dengan sosok Ibnu Qathan laki-laki yang terlahir cacat dengan mata satu (atau buta sebelah).
Para sahabat berkata, “Dajjal ini lebih menyerupai Ibnu Qathn seorang laki-laki dari Khuza’ah,” (HR. Muslim, Kitabul Iman, Bab Dzikril Masih Ibni Maryam a.s. -Masihid Dajjal Jilid 2 hal 237).
Namun salah satu misteri sosok dajjal yang terbesar adalah tulisan Kaf-Fa-Ra pada dahinya.
Bagi kelompok yang mentakwilkan Dajjal adalah sebuah ideologi, sistem kekafrian atau rezim sekuler atau organisasi rahasia yahudi, maka keterangan mengenai tulisan kafir atau huruf kaf-fa-ra adalah makna kiasan bahwa sistem ideologi Dajjal adalah ideologi kafir yang anti agama. Sedangkan pernyataan bahwa tulisan tersebut berada di “dahi” adalah lambang dari “pemikiran” atau “ideologi atau paham”.
Namun mereka lupa keterangan dalam hadits lain yang menegaskan bahwa tulisan ini kaf-fa-ra itu benar-benar tulisan yang bisa dibaca oleh manusia yang bisa baca tulis maupun tidak bisa baca tulis.
Dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda: ” Dan di antara kedua matanya termaktub tulisan “kafir” (H.R. Bukhari, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal Jilid 13 hal 91).
Kemudian beliau SAW mengejanya, “Kaf-Fa-Ra- yang dapat dibaca oleh setiap muslim,” (H.R. Muslim Jilid 18: 59).
Dalam satu hadits dari jalur lain yaitu dari Hudzaifah Nabi SAW bersabda: “Dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik ia tahu tulis baca maupun tidak, ” (H.R. Muslim 18: 61).
Ibnu Hajar Asqolani ketika mensyarah hadits ini berkata : Tulisan “kafir “ ini (yang ada di antara kedua mata Dajjal) adalah hakiki, sesuai dengan lahirnya, Tulisan ini dapat diketahui oleh mukmin dengan pandangan matanya, meskipun dia tidak kenal tulis- menulis, dan tidak dapat diketahui oleh kafir sekalipun dia tahu baca tulis. sebagaimana halnya orang mukmin dapat mengetahui bukti-bukti kekuasaan Allah dengan pandangan matanya sedangkan orang kafir tidak mengetahuinya. Maka Allah menciptakan pengetahuan bagi orang mukmin tanpa mengalami proses belajar mengajar. sebab pada zaman itu memang terjadi hal-hal yang luar biasa. (Fathul-Bari Jilid 13 hal 100).
Imam Nawawi berkata, “Pendapat yang dipegang oleh para muhaqiq ialah bahwa tulisan ini nampak secara lahir dan hakiki (sebenamya) sebagai suatu tanda dan alamat yang diciptakan oleh Allah di antara sejumlah alamat atau tanda-tanda yang menunjukkan dengan qath’i akan kekafiran, kebohongan, dan kebatilannya (Dajjal). Dan tanda-tanda ini dinampakkan oleh Allah kepada setiap orang muslim yang tahu tulis baca maupun yang tidak tahu tulis baca, dan disembunyikannya untuk orang yang dikehendaki-Nya akan celaka dan terfitnah. Dan hal ini tidak dapat dihalangi sama sekali, ” (Syarah Shahih Muslim oleh Imam Nawawi jilid 18 hal 60).
Maka jelaslah di sini bahwa tulisan kafir atau huruf kaf-fa-ra ini bukanlah makna kiasan sebagaimana teori orang yang terpaksa mentakwil seluruh ciri Dajjal karena terlanjur meyakini bahwa Dajjal bukanlah sosok makhluk melainkan sebuah sistem atau ideologi atau rezim atau kekuasaaan atau organisasi rahasia Yahudi. []