Oleh: Andi Muhammad Ikram
Mahasiswa STEI Sebi angaktan 2018, Semester 1
SEGALA puji bagi Allah swt, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan atas Nabi kita, Muhammad saw. Keluarganya beserta sahabatnya.
Di dunia ini panah–panah musibah membidik dengan cepat, dan tombak–tombak bencana siap melesat kapan saja. Kita berada di negeri yang penuh dengan cobaan dan ujian, berupa kesedihan, kesulitan dalam menghadapi suatu problem hidup serta duka dan kesengsaraan yang suatu saat dapat menimpa hidup kita. Mungkin kehilangan orang yang dikasihi, kehilangan harta, mendapatkan perlakuan buruk, berpisah dengan orang tua ataupun saudara, dan hal–hal yang lain.
Ujian yang menimpa seorang hamba tidak keluar dari empat macam. Adakalanya ujian itu menimpa: (1) dirinya, (2) hartanya, (3) kehormatanya, (4) atau keluarga atau orang–orang yang dicintainya. Semua orang akan merasakan semua itu, baik muslim maupun kafir, orang berbakti maupun orang yang durhaka, sebagai mana yang terlihat. Salah–satu nya adalah saya sendiri, saya merasa selalu mendapat ujian problem hidup, baik itu munculnya dari diri saya sendiri maupun dari orang lain.
BACA JUGA: Lapang dan Sempit Itu Ujian
Ketika ujian datang, saya merasa urusan menjadi gelap dan jalan menjadi sempit, maka saya merasa solusi permasalahan terkadang membutuhkan waktu, pikiran dan kerja keras. Mengigat berbagai problem itu sering datang secara tiba–tiba dan kadangkala tidak ada persiapan untuk meghadapinya, maka saya berusaha untuk mengatasinya dengan cara merubahnya menjadi sebuah anugerah.
Ketika ujian datang atau tertimpah suatu musibah maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah:
• Istirjaa’ dengan mengucapkan: اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ
“ Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada–Nya kami kembali.”
Istirjaa’ merupakan adab nabawi yang agung. Ia dapat mendatangkan ketentraman dan ketenangan jiwa bagi yang mengucapkannya. Melaikan Allah akan menggantikan untuknya yang lebih baik darinya.
• Berpikir sejenak dan tidak terburu-buru
Jika terjadi suatu problem, hendaknya tidak terburu- buru dalam mengambil keputusan. Jika anda memiliki pendapat hari ini, maka pendapat itu milik anda besok. Tidak ada salahnya menunda suatu keputusan karena mungkin saja pendapat anda besok berubah dan seterusnya, terutama pada saat jiwa sedang tenang dan amarah telah padam.
Nabi Muhammad SAW Bersabda saat berbicara kepada ‘Aisyah, yang artinya “Hendaklah engkau berlemah lembut, janganlah berlaku kasar dan berkata keji, karena kelembutan tidaklah ada pada sesuatu melainkan membuatnya menjadi indah, dan tidaklah ia tercabut dari sesuatu melainkan membuatnya menjadi buruk.”
Maka betapa indahnya pendapat yang dihiasi oleh kelembutan dan diperindah oleh kesabaran.
• Sabar
Tidaklah telingah anda mendengar kata musibah melainkan di bagian telinga lainnya anda mendengar kata sabar. Sabar merupakan salah satu tingkatan agama dan salah satu kedudukan saalikiin.
Sabar adalah salah satu perbendaharaan surga, dan Allah telah menyediakan pahala yang besar bagi orang-orang yang bersabar. “…….Hanya orang – orang yang bersabarlah yang di sempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar : 10)
• Baik Sangka
Berbaik sangkahlah kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa kelapangan sudah dekat karena bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Demikian pula berprasangka baik kepada seorang muslim termasuk perkara yang dapat menentramkan jiwa, dan mengetahui udzurnya termasuk perkara yang dapat meringkankan musibah.
• Banyak Istighfar
Berlindung hanya kepada Allah, serta memohon pertolongan dan taufiqnya adalah salah satu faktor dilapangkannya kesempitan dada dan terpecahkannya barbagai problem.
BACA JUGA: Ajarkan Anak, Ujian Itu seperti Ketapel
Di antara faedah musibah, bagi siapa yang di uji oleh Allah, bahwa akan tunduk dan berlindung kepada Rabb-nya dengan berdoa dan merendah dihadapanya dan salah – satu bentuk berlindung kepada Allah adalah dengan banyak beristighfar.
Nabi Muhammad SAW Bersabda yang artinya: “Barang siapa yang memperbanyak istighfar, maka Allah akan menjadikan untuknya kelapangan dari setiap kesusahan, dan jalan keluar dari setiap kesulitan, dan dia memberinya rizki dari jalan yang tidak di sangka-sangka.”
Teman- teman Itulah sekilas hal–hal yang perlu dilakukan ketika menghadapi suatu ujian atau problem, dan tak hanya itu masih banyak hal–hal yang bisa dilakukan ketika menghadapi suatu masalah dangan merubahnya menjadi sebuah anugerah. “La Tahzan Inallah ma’ana.” []
Sumber Referensi: al-Qasim Abdul Malik. 2013. 40 Qaa’idah Fi Hillil Masyaakil: Pustaka Ibnu ‘Umar
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.