KEMUKJIZATAN para Nabi terus berulang dari satu Nabi ke Nabi yang lainnya. Dari satu zaman ke zaman yang lainnya. Dari satu generasi ke generasi yang lain. Hingga satu saat mukjizat itu terhenti saat Rasulullah ﷺ wafat. Adakah kemukijzatan itu akan berulang?
Adakah Nabi yang mewariskan kemukijzatan? Tongkat Nabi Musa, tak diketahui rimbanya. Kemampuan menyembuhkan dan menghidupkan orang mati hanya milik Nabi Isa. Tak terbakar api hanya untuk Nabi Ibrahim. Kemukijzatan pergi setelah kepergian Nabinya. Namun tidak bagi umat Islam.
Umat Islam umat pilihan. Nabinya mewariskan kemukijzatan. Umatnya diwarisi kemukijzatan. Berarti, kondisi, situasi, kehebatan dan kejayaan di era Rasulullah ﷺ bisa diulangi setiap saat dan tempat, tanpa harus lahir dan diutusnya Nabi kembali. Tak perlu manusia super hebat untuk mengulangi kejayaan di era Rasulullah.
Mengapa kejayaan umat Islam berusia ribuan tahun? Karena kemukijzatan Nabinya bersemayam di hati, akal dan jiwanya. Mengulangi kejayaan hanya butuh keyakinan dan pengamalan saja. Kehadiran kembali sosok para Sahabat Rasulullah ﷺ hanya butuh mengikuti contoh sepak terjang Rasulnya saja. Semudah itu meraih kejayaan.
Allah yang memelihara mukjizat Rasulullah ﷺ. Artinya kejayaan umat Islam pun dipelihara Allah selama mengikuti sepak terjang mukjizat tersebut. Kemunduran umat Islam hanya sesaat menunggu kembalinya kesadaran terhadap Al-Qur’an dan Sunnah. Sampai kapan? Hingga hawa nafsunya dihempaskan.
BACA JUGA: Bekal Aminah Untuk Putranya Muhammad ﷺ
Kejayaan umat Islam tidak dibangun dari kecemerlangan akal, Ilmu pengetahuan, material, militer dan kekuasaan. Tetapi kuatnya interaksi dan penerapan terhadap Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah ﷺ. Semua kekuatan akan luluh lantah dihadapan kemukijzatan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah ﷺ.
BACA JUGA: Jalan Ruhani Walisongo
Bila Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah ﷺ diterapkan, maka setiap jiwa terisi dengan kemukijzatan yang berjalan dan berkiprah di muka bumi. Akal, hati, jiwa dan raganya memuat kemukjizatan. Karyanya cermin buah kemukijzatan. Bila seperti Ini, dapatkan dikalahkan dan dilemahkan? []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.