Oleh: Khairul Sani
Santri Hidayatullah Lampung Tengah
SUBHANALLAH, Alhamdulillah, Allahu akbar. Menikah merupakan kewajiban yang harus kita tunaikan sebagai bukti bahwasanya kita adalah pecinta rasul dan menjadikan rasul sebagai tauladan kita.
Dengan menikah begitu banyak hal baik yang akan kita terima, dari bersatunya dua keluarga besar menjadi satu sehingga menjadi keluarga yang lebih besar lagi. Ada juga kita mendapatkan pasangan hidup yang mana setiap kita tidur ada yang mengucapkan doa tidur, ada yang memasak buat kita, buatkan minum, mencium saat akan tidur dan bangun tidur (ini pengalaman saya). Dan masih banyak hal baik lagi yang kita dapatkan ketika kita menikah.
Yang paling tertanam dalam hati dan jiwa ketika kita menikah adalah kita jadi mudah mengahafal Al-qur’an dan hafalan tersebut lebih lengket di otak jadi tidak mudah hilang.
Ini bukti nyata terhadap diri saya sendiri, saya termasuk manten anyar (pengantin baru) yang usia pernikahannya baru jalan 6 bulan, sebenarnya saya tidak ingat sudah berapa bulan untungnya istri ada disamping saya jadi saya tanya sudah berapa bulan, hehe.
Dulu, ketika saya masih jofisa (jomblo fi sabilillah) saya termasuk orang yang standar menghafal Al-qur’annya kadang tinggi kadang rendah. Maksudnya kadang mudah menghafal kadang sangat sulit untuk menghafal, jadinya hafalan saya segitu-gitu aja. Belum lagi terserang penyakit lupa karena melirik wanita cantik sehingga hafalan qur’an saya semakin sedikit. Astagfirullahal’adzim. Itulah ujian bagi semua yang mana menghafal itu merupakan perkara yang tidak terlalu sulit akan tetapi menjaga hafalan itulah yang perkara sulit.
Alhamdulillah hafalan saya terjaga dan bertambah dengan mudah ketika saat ini saya sudah berganti gelar menjadi suami sudah tidak lagi jomblo. Saat saya menghafal begitu mudah dan gampang tidak sesulit dahulu, dan hafalan yang saya hafal tidak mudah lupa. Karena pada hakikatnya ketika menikah saya menjaga sifat dan tingkah laku serta pola pikir saya yang dahulu buruk saya rubah menjadi baik. Ketika sudah menikah saya timbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar karena istri dan anak saya. Dan yang paling tinggi karena tanggung jawab saya kepada tuhan semesta alam yaitu Allah subhanahu wata’ala.
Menghafal bukanlah perkara sulit lagi bagi saya ketika sudah menikah, jadi tidaklah benar ketika kita menunda menikah apalagi tidak ingin menikah dengan alasan lumrah yaitu masih mau kuliah, mau menyelesaikan skripsi dulu, mau belajar lagi, saya kursus dulu. Itulah kenapa kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita dapatkan ketika hidup sendiri, pasti ada yang ganjal dihati, seperti ada yang kurang, apalagi ketika ibadah. Menikah termasuk menyempurnakan setengah agama, sehingga kita menjadi lebih baik dalam beribadah dan beragama karna kita sudah sempurna dengan menikah.
Ayo menyempurnakan diri kita dengan menikah, karena menikah memudahkan kita untuk mengahafal Al-qur’an, hadits dan lainnya. Salam Pengantin Baru. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.