MENIKAH di usia muda, terlebih saat penikahan itu di awali dengan proses ta’aruf, seakan menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian prang. Tidak sedikit yang menyalahkan nikah muda sebagai pusat konflik dalam rumah tangga, dan tak sedikit pula yang menyalahkan proses ta’aruf yang dijalani, sebagai sebuah jalan instan yang tidak direkomendasikan dalam proses pencarian jodoh.
Memang tidak dapat ditampik, banyak dari mereka yang menikah melalui proses ta’aruf, dengan enteng memilih berpisah sebagai solusi tercepat atas tak munculnya titik cerah pada konflik yang terjadi. Namu, tak sedikit pula dari mereka yang menjalani hal yang sama, malah kian berhasil mengokohkan rumah tangganya hingga semakin solid hubungan tercipta.
BACA JUGA: Menemukan Alasan untuk Menikah
Barangkali yang banyak terjadi pada sepasang muda mudi yang ingin menikah adalah tentang bagaimana mereka dapat menjalani hubungan yang halal di mata Allah SWT, tanpa takut berdosa, tanpa takut kehilangan harga dirinya sebagai seorang manusia yang takut akan Tuhannya.
Tidak ada yang salah dengan prinsip itu, karena bagaimanapun Allah tidak akan berkenan memberikan keringanan akan dosa zina yang begitu besar.
Tapi sering kali, prinsip itu dijadikan acuan bagi para muda-mudi untuk menggebu-gebu menikah muda. Niat untuk beribadahnya tentu sangan baik, namun jika tak sepadan dengan kesiapan mental dan ilmu yang dimiliki, khawatir kelak mereka akan saling mendzalimi.
Menikah itu tidak hanya sebatas menghalalkan hubungan dari yang haram menjadi halal. Lebih dari itu, segala aspek dalam kehidupan kita akan senantiasa diuji.
Nekad menikah tanpa menyadari tanggung jawab besar ada di dalamnya, sama saja kita menyiapkan diri untuk menyakiti pasangan kita. Terucap siap menikah karenaNya, tapi jangan-jangan, kita tak siap dengan beban dan konsekuensi di depan.
Niat menikah karena Allah, tidak cukup hanya diucapkan melalui kata-kata. Ia butuh praktek nyata dalam diri kita. Bukan berarti ketika sudah menikah, maka tujuan kita telah tercapai. Justru perjuangan besar menanti disana. Sadari hal itu, dan buktikan dengan tak berhenti dalam meningkatkan kualitas diri kita terhadap Allah.
BACA JUGA: Lebih Baik Terlambat Menikah daripada Menyesal Seumur Hidup
Tidak salah menikah di usia muda, dan tidak ada yang salah menjemput jodoh melalui proses ta’aruf. Namun pastikan terlebih dahulu, bahwa kita telah memiliki pertahanan diri yang kuat. Sehingga kita tahu betul bahwa pernikahan ini begitu lekat dengan komitmen kita terhadap Allah. Pelajari dengan baik tanggung jawab kita, peran kita, dan amanah kita.
Tidak ada kesiapan menikah yang 100% sempurna. Niat yang baik harus diiringi dengan kemampuan dalam mengasah mental dan memperbaharui ilmu. Hal tersebut akan turut menumbuhkan rasa toleransi kita, rasa empati, dan sikap memahami yang sangat diperlukan saat kita telah menikah. Lalu, jalani setiap dinamika dalam pernikahan kita dengan keikhlasan yang luas, dan kesabaran yang tak terbatas. []