Oleh: Lisana Shidqin*
Sekeping hati dibawa berlari
Jauh melalui jalanan sepi
Jalan kebenaran indah terbentang
Di depan matamu para pejuang
Tapi jalan kebenaran
Tak akan selamanya sunyi
Ada ujian yang datang melanda
Ada perangkap menunggu mangsa
CUPLIKAN lirik nasyid tersebut sederhana tapi penuh makna. Jalan kebenaran para pengemban dakwah sukar dan berat. Lekat dengan onak dan duri yang menghadang. Sarat dengan ujian dan godaan-godaan yang meyesatkan. Setiap hari kita dengar dan saksikan bagaimana kisah tragis para pemegang kebenaran. Resiko berat siap menjerat. Debu-debu hasutan dan tuduhan, kerikil-kerikil cobaan dan bebatuan ancaman serta siksaan sangat mungkin terjadi.
Kemungkaran menjadi pemandangan yang selalu ada setiap waktu, di sana-sini mengakar dan mengurat nadi hingga tidak lagi dianggap sebagai kemungkaran. Hingga mempertukarkan antara haq dan bathil. Tak ayal tugas pengemban dakwah kian berat. Laksana menggenggam bara api panas yang membakar. Membutuhkan banyak kesabaran dan mental baja untuk mengadapinya. Sehingga pengorbanan dan perjuangan merupakan keniscayaan di jalan ini.
Perjalanan dakwah senantiasa diwarnai dengan debu-debu hasutan dan tuduhan, kerikil-kerikil cobaan dan bebatuan ancaman serta siksaan. Kendati berat dan sukar, jalan kebenaran adalah jalan yang mendatangkan nikmat yang tidak mampu digambarkan. Sebab,kenikmatan ini hanya dirasakan oleh orang-orang yang merasakannya. Jalan kebenaran memang terjal tapi menyenangkan. Betapa tidak? Allah telah memberikan predikat sebaik-baik umat.
“Kamu sekalian adalah sebaik-baik ummat (khairu ummah) yang diturunkan kepada manusia, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah”(Ali Imran 110)
Pengemban dakwanh senantiasa menyebarluaskan petunjuk Allah, dan menyampaikan syariat-Nya. Aktivitas mereka ini, secara mutlak, merupakan aktivitas yang paling utama dan paling mulia di antara aktivitas seluruh makhluk yang ada. Bahkan aktiivitas ini mendekati aktivitas yang dilakukan para nabi dan para rasul. Demikian pula setiap ucapannya, merupakan ucapan yang paling utama dan paling baik.
Allah Swt berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Siapa yang lebih baik ucapannya dibandingkan dengan orang-orang yang menyeru manusia ke jalan Allah dan melakukan amal salih serta senantiasa berkata, “Aku adalah termasuk ke dalam golongan orang-orang Muslim”? (TQS. Fushshilat [41]: 33)
Mereka adalah orang-orang yang yakin akan janji Allah berupa pertolongan-Nya , bahwasannya tampuk kepemimpinan pasti akan berpindah ke tangan mereka dari tangan orang- orang yang memuja kebathilan sebagaimana yang telah Allah janjikan kepada mereka. Allah berfirman :
”Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang berimandan mengerjakan amal-amal sholeh diantara kalian bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi , sebagaimana Dia telah menjadikan orang – orang sebelum mereka berkuasa , akan meneguhkan bagi mereka agama yang diridhoi –Nya untuk mereka , dan benar-benar akan menukar ( keadaan ) mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa , mereka tetap menyembah-Ku dan tidak merpersekutukan sesuatu apapun dengan Aku .Barang siapa yang tetap kafir sesudah janji itu , merekalah orang- orang yang fasik” . (TQS. An-Nur: 55)
Keyakinan pengemban dakwah akan janji Allah teramat besar sehingga tidak sedikitpun terlintas dalam benaknya sebuah keraguan akan pertolongan Nya senatiasa ridho akan ketetapan Allah atas hasil dakwahnya .Ridho dan diridhoi-Nya. Dan tidak ada nikmat tertinggi selain kembali kepada Allah dalam kondisi ridho dan diridhoi-Nya.
Setelah tergambar dengan jelas tentang kemuliaan serta resiko perjalanan dakwah, seorang pengemban dakwah harus senantiasa menjaga kebugaran ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah. Membangun hubungan yang kuat kepada Allah dan kematangan fikriyah, pengemban dakwan akan terus eksis menebarkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan Islam di tengah-tengah masyarakatnya.
Perjalanan dakwah bukanlah perjalanan yang penuh dengan hamparan permadani rehat dan kenikmatan .Namun, Indahnya jalan kebenaran hanya bisa dirasakan ketika pengemban dakwah menikmati aktivitasnya, mengilhami nilai-nilainya, serta ridho dengan segala resikonya. Semoga Allah menjaga para pengemban dakwah dari kefuturan hingga senantiasa istiqomah di jalan kebenaran. Wallahu a’lam bish-shawwab. []
*Penulis adalah seorang pendidik, kepala Sekolah, Ketua majelis taklim, member
komunitas menulis Rewowriter sekaligus aktivis dakwah yang concern terhadap segala bentuk persoalan ummat, terutama yang terkait dengan muslimah. Penulis berharap bisa mendapatkan pahala jariyah ketika tulisan dimuat dan dibaca oleh khalayak masyarakat.
**Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.