UMURKU sudah kian bertambah. Tak terasa hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun pun kian berganti. Usiaku sudah mendekati kepala tiga.
Orang-orang yang peduli denganku selalu menasehatiku agar segera menggenapkan setengah agama. Apalagi keluargaku, mereka terlihat khawatir melihat anaknya masih jua sendiri. Bahkan, tetangga-tetanggaku tak sedikit yang mencemooh dan mengata-ngataiku perawan tua.
Memang, waktu tak terasa terus bergulir. Aku saat ini masih belum jua menemukan pasangan hidup yang cocok.
Tidak, sungguh sebelumnya aku tidak berdiam diri pasrah dalam menanti jodoh. Aku sudah berusaha memperbaiki diri, memantaskan iman di hati, berikhtiar lewat berbagai teman dan sejawat yang membantu menemukan tambatan hati. Namun, aku masih belum juga menemukan pasangan yang cocok.
Tidak, kriteriaku tak setinggi yang orang kira. Aku cukup membutuhkan seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi segalanya, dan yang kucari memang seorang nakhoda bahtera rumah tangga yang mampu mendidik istri dan anak-anaknya agar bisa mengarungi samudera kehidupan hingga bisa menghantarkan ke tempat abadi menjadi penghuni surga.
Aku selalu berhusnudzan kepada setiap rencana Allah SWT, sebab apa yang buruk menurutku belum tentu buruk menurut pandangan Allah SWT, begitupun sebaliknya apa yang baik menurutku belum tentu baik menurut-Nya. Sehingga, satu-satunya yang harus kujalani saat ini adalah kesabaran.
Sabar merupakan nikmat yang tak terkira bagiku sekarang. Dari ujian ini aku semakin banyak belajar bersabar. Sabar dalam menjauhi larangan-Nya, sabar dalam menjalani kesendirian dan tetap istiqomah berada dalam koridor syara, dan juga sabar dalam menanti jodoh terbaik yang sedang Allah persiapkan untukku. Allahu’alam.
Aku percaya, jika seseorang telah bertekad kerrs dalam menghadap kepada Allah, berserah diri kepada-Nya disertai dengan adab-adab berdoa dan menyingkirkan penghalang-penghalang diterimanya doa, insya Allah pertolongan Allah segera tiba.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
“Dan jika hamba-Ku bertanya kepada-Mu tentang Aku maka katakanlah Aku sangat dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa jika ia berdoa kepada-Ku…” (Qs. al-Baqarah: 186).
“Dan Rabbmu berkata: “Berodalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan untukmu…” (Qs. Ghafir: 60).
Dari kalam Allah di atas aku memahami bahwa Allah merangkaikan antara pengabulan doa setelah seseorang itu meminta hanya kepada-Nya dan beriman dengannya. Maka, tidak ada sesuatu yang aku pandang paling kuat dari berserah diri kepada Allah, berdoa, dan menunggu kelapangan. Telah shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda, “Ketahuilah, bahwasanya pertolongan bersama dengan kesabaran, kelapangan itu bersama dengan kemudahan.”
Semoga aku tetap sabar dalam masa penantian ini. Ya Allah bimbinglah dan mampukanlah hamba dalam menghadapi ujian ini. Lahaula wala quwwata illa billah. Amiin. []