TERDAPAT hadits yang mengatakan bahwa orang yang meninggal karna sakit perut termasuk syahid. Benarkah orang yag meninggal karena sakit perut tercatatat syahid?
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
“Syuhada itu ada lima, yaitu orang yang meninggal karena penyakit tha’un, orang yang meninggal karena penyakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang meninggal karena tertimpa reruntuhan, dan orang yang gugur di jalan Allah,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah).
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menyampaikan sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam,
“Siapa yang terhitung syahid menurut anggapan kalian?” Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, siapa yang terbunuh di jalan Allah maka ia syahid.” Beliau menanggapi, “Kalau begitu, syuhada dari kalangan umatku hanya sedikit.”
“Bila demikian, siapakah mereka yang dikatakan mati syahid, wahai Rasulullah?” tanya para sahabat. Beliau menjawab, “Siapa yang terbunuh di jalan Allah maka ia syahid, siapa yang meninggal di jalan Allah maka ia syahid, siapa yang meninggal karena penyakit tha’un maka ia syahid, siapa yang meninggal karena penyakit perut maka ia syahid, dan siapa yang tenggelam ia syahid,” (HR. Muslim).
Apakah setiap sakit perut pasti mati syahid? Apa bedanya dengan mati syahid di peperangan?
Syaikh prof. Abdullah bin Jibrin rahimahullah menjelaskan,
Sakit perut yang (dimaksud) adalah diare yang parah karena (salah) pencernaan atau campuran rusak (makanan dan enzim perncernaan) karena adanya sisa-sisa (bahan yang tidak dibutuhkan pencernaan) yang mempengaruhi lambung berupa campuran. Campuran ini bisa mengganggu kestabilan makanan di dalam perut. Lambung itu stabil (tidak bergerak cepat) kita serupakan sebuah serbet (yang stabil). Apabila campuran mengganggunya maka akan merusak juga makanan yang sampai ke lambung.
Dalam kitab Fathul Bari terdapat Bab: obat sakit perut dan terdapat hadits dalam shaihain dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, beliau bersabda,
“Orang yang karena sakit perut adalah syahid, Orang yang karena sakit perut adalah syahid”
Yang dimaksud di sini adalah baginya pahala mati syahid. Akan tetapi mayatnya tidak diurus sebagaimana orang mati syahid.
Maka jasadnya tetap dimandikan, dikafani dan dishalatkan, berbeda dengan syahid di medan peperangan maka ia dikubur dengan pakaian syahidnya di dunia, tidak dimandikan, tidak dishalatkan sebagaimana pendapat yang masyhur di kalangan ulama. Wallahu a’lam. []