BOHONG merupakan salah satu sifat yang amat tidak disukai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Maka dari itu, Allah SWT menganjurkan kepada kita selaku hamba-Nya untuk meninggalkan sifat ini. Dan anjuran ini bukan hanya perintah semata, tapi segala sesuatu yang Allah SWT perintahkan itu pasti memiliki hikmah tersendiri. Begitu pula dengan meninggalkan sifat bohong.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Luqman Hakim, menceritakan pada suatu hari ada seorang pemuda yang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam karena hendak memeluk agama Islam.
Sesudah mengucapkan dua kalimah syahadat, lelaki itu lalu berkata, “Ya Rasulullah, sebenarnya hamba ini selalu saja berbuat dosa dan begitu sulit dalam meninggalkannya.” Rasulullah menjawab, “Maukah engkau berjanji bahwa engkau akan sanggup meninggalkan perkataan bohong?” “Ya, saya berjanji” jawab lelaki itu singkat. Selepas itu, dia pun pulang ke rumahnya.
BACA JUGA: Penelitian: Orang Sering Berbohong Gampang Terkena Depresi
Menurut riwayat, sebelum lelaki itu memeluk agama Islam, dia sangat terkenal sebagai seorang yang jahat. Kegemarannya hanyalah mencuri, berjudi dan meminum minuman keras. Maka setelah dia memeluk agama Islam, dia terus berupaya untuk meninggalkan segala keburukan itu. Sebab itulah dia meminta nasihat dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Dalam perjalanan pulang dari menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lelaki itu berkata di dalam hatinya, “Berat juga aku hendak meninggalkan apa yang dikehendaki oleh Rasulullah itu.”
Maka setiap kali hatinya terdorong untuk berbuat jahat, hati kecilnya terus mengejek. “Beranikah engkau berbuat jahat? Apakah jawaban kamu nanti apabila ditanya oleh Rasulullah? Sanggupkah engkau berbohong kepadanya?” bisik hati kecilnya.
Setiap kali dia berniat hendak berbuat jahat, maka dia teringat pesan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dan setiap kali pulalah hatinya berkata, “Kalau aku berbohong kepada Rasulullah berarti aku telah mengkhianati janjiku padanya. Sebaliknya jika aku berkata benar berarti aku akan menerima hukuman sebagai orang Islam. Ya Allah, sesungguhnya di dalam pesan Rasulullah itu terkandung sebuah hikmah yang sangat berharga.”
Setelah dia berjuang dengan hawa nafsunya itu, akhirnya lelaki itu merdeka dalam perjuangannya menentang kehendak naluri. Menurut hadis itu juga, sejak dari hari itu pemuda tersebut kembali memulai babak baru dalam hidupnya. Dia telah berhijrah dari kejahatan kepada kemuliaan hidup seperti yang digariskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Hingga akhirnya dia telah berubah menjadi mukmin yang shaleh dan mulia. [rika/islampos/berbagaisumber]