Oleh: Wiwit S.N.
Mahasiswi, tinggal di Malang, Jawa Timur
“Hijrah itu sesederhana meninggalkan yang haram dan mengerjakan yang wajib. jika mengerjakan yang wajib membutuhkan kemampuan, maka meninggalkan yang haram tidak membutuhkan kemampuan. tapi membutuhkan kemauan.”
HIJRAH. Apa makna hijrah itu sebenarnya? Orang orang sekarang mengartikan hijrah sebagai kondisi dimana seseorang itu berubah dari kondisi yang dahulu jauh dari islam menjadi lebih dekat dengan islam. Dan biasanya ditandai dengan perubahan penampilan atau yang disebut hijrah pakaian.
Orang orang yang hijrah pasti akan merubah penampilan yang dahulunya belum mengenakan kerudung sekarang menjadi berkerudung. Yang dahulunya berpakaian ketat sekarang menjadi bergamis.
Tetapi makna hijrah sebenarnya adalah berpindah dari satu tempat dari tempat lain. Pada zaman Rasulullah, hijrah ditandai dengan berpindahnya kaum muslimin dari mekkah menuju madinnah. yang pada akhirnya nanti kaum muslimin bersama dengan Rasulullah mendirikan daulah islamiyah di madinah.
BACA JUGA: TKN Luncurkan Buku Saku ‘Hijrah Menuju Indonesia Maju’, Apa Isinya?
Jadi hijrah itu sama sama berpindah. Dan hijrah yang sesungguhnya adalah hijrah secara kaffah. Tidak hanya hijrah pakaian saja, tetapi juga hijrah pemikiran. Karena dengan pemikiranlah islam akan jaya kembali. Kenapa dikatakan “kembali”? Karena pada sejarahnya dahulu islam pernah Berjaya selama berabad-abad. Dengan yang namanya daulah islamiyah yang menguasai hampir 2/3 dunia.
Ketika hari ini kita hanya mencukupkan diri pada hijrah pakaian saja dan memperbaiki dengan majelis majelis ilmu, tidaklah cukup untuk mengalahkan perang pemikiran yang hari ini sedang terjadi. Yang kita butuhkan adalah hijrah secara kaffah. Memasuki islam secara kaffah. Mulai dari diri kita sendiri, dengan Allah dan juga dengan makhluk Allah lainnya.
Yang kita perlukan hari ini adalah hijrah pemikiran, karena tidak dapat dipungkiri pemikiran yang tersebar hari ini ditengah-tengah kaum muslimin adalah pemikiran yang datangnya bukan dari islam, tetapi dari orang-orang kafir. Dan hal tersebut sangat berbahaya. Yang mana tabiatnya orang kafir adalah membenci islam dan menginginkan islam hancur. Dan pemikiran teresebut tidak hanya bisa dikalahkan hanya dengan hijrah yang sebatasa pada itu tadi. Tetapi membutuhkan yang lebih besar lagi.
Sembari kita memperbaiki diri, sampaikanlah ilmu islam yang telah didapat. Kita ajak teman teman kita , saudara saudara kita yang masih jauh dengan islam untuk lebih dekat lagi dengan ilsam. Karena jika kita tidak hijrah kita akan hilang ditelan bumi.
BACA JUGA: Bayi Pertama yang Lahir ketika Kaum Muslim Hijrah ke Madinah
Contohlah dahulu pada zamannya teknologi belum sepesat saat ini. Dulu kita berkomunikasi hanya menggunakan surat, tetapi sekarang sudah ada smartphone untuk kita berkomunikasi dengan orang yang jauh dari kita. Begitulah surat dan telepon, komunikasi surat dengan sendirinya akan hilang dari peradaban. Sama halnya dengan islam, jika islam ini tidak kita perjuangkan, maka bisa jadi islam akan hilang.
Memperjuangkan islam tentunya tidak asal asalan. Diperlukan ilmu untuk memperjuangkannya. Maka dari itu langkah kita untuk lebih dekat dengan islam adalah salah satu langkah untuk memperjuangkannya dan mendakwahkannya adalah solusi agar kita bisa tetap merasakannya. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos