Oleh: Visadhillah T.
dunalismi@gmail.com
“Berikan aku sepuluh pemuda, akan kugoncang dunia.” (Ir. Soekarno)
MENDENGAR kata “bangsa”, mungkin yang terbenak dalam pikiran kita adalah tenteng politik, kepemimpinan, atau aturan-aturan dan lain sebagainya. Namun, melihat petikan kata Bung Karno di atas, menunjukkan bahwa peran pemuda dalam membangun dan memajukan bangsa sangatlah penting.
Sebagai seorang pemuda dan anak bangsa sudahkah kita berkarya untuk bangsa ini?
Sekitar 70 tahun lebih yang lalu, sekelompok pemuda dari bangsa ini bertekad dan berjuang bahkan bersumpah demi kemajuan tanah air. Mereka mengorbankan separuh jiwa raga mereka demi kemajuan dan kemerdekaan bangsa ini.
BACA JUGA: Sumpah Pemuda
Yah begitulah pemuda, semangatnya selalu menggebu-gebu, tekadnya selalu kuat dan fikirannya selalu produktif. Maka tidaklah mustahil ketika tanah air ini merdeka dengan izin Allah kemudian perjuangan dari para pemuda.
Mari kembali kita mengingat perjuangan para pemuda-pemuda Islam yang berhasil dalam perjuangannya membela agama Islam ini. Di antaranya ada Usamah bin zaid. Beliau berhasil menjadi pemimpin pasukan muslim, sedangkan umurnya masih 18 tahun. Kemudian Ali bin Abi Thalib yang ikut turun di medan perang bersama Rasulullah SAWdi umurnya yang masih sangat belia. Selanjutnya ada Muhammad Al Fatih yang menggantikan ayahnya, menjadi seorang sultan diturqi, sedangkan usianya masih 21 tahun.
Melihat contoh dari para pahlawan Islam yang telah berhasil membela agamanya di usia yang masih sangatlah muda, maka kita sebagai anak bangsa haruslah menjadi bibit-bibit yang unggul demi membangun bangsa dan menghasilkan karya-karya terbaik untuk memajukan bangsa tercinta ini.
Sebuah pepatah arab mengatakan (yang artinya) :
“Sesungguhnya orang-orang besar mulanya seperti kalian, lalu mengapa kalian tidak berusaha menjadi seperti mereka?”
Untuk menjadi generasi yang mampu membangun bangsa ini, tidaklah cukup hanya dengan menjadi seorang mahasiswa yang berpangkat dan berprestasi tinggi saja, Namun harus diiringi dengan keimanan kepada Allah yang Esa disertai dengan memelajari dan mengkaji ilmu-ilmu dalam syariat Islam yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah.
Pemuda Islam juga hendaknya mendalami sirah Rasulullah SAW serta memetik pelajaran dari para salafush-shalih ataupun tokoh-tokoh ternama dalam sejarah yang dapat kita ambil sebagai bahan untuk perbekalan pembangunan dan perubahan bangsa. Dan dengan izin Allah Ta’ala, maka kita akan mampu menegakkan dan memperbaiki serta mengokohkan tiang-tiang bangsa ini.
“Cari dan kejarlah sesuatu yang bermanfaat bagimu dan jangan pernah menyerah.”
Contoh lain yang mungkin bisa membangkitkan semangat kita sebagai pemuda bangsa adalah gerakan para mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia yang turun berdemo demi membatalkan RUU KUHP. Hal ini merupakan bukti bahwa pemuda memiliki peran penting dalam suatu bangsa, terutama dalam mencegah dan memprbaiki segala sesuatu yang dapat merusak dan menggoyahkan tiang dan dasar-dasar negara.
Terlepas dari semua ini, mungkin sangat memprihatinkan jika melihat sebagian besar remaja atau pemuda bangsa ini yang kehilngan harapannya, dan mungkin dari mereka yang menghabiskan masa mudanya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, manghabiskan waktu dijalanan, menghabisakn uang atau harta demi berfoya-foya, bahkan tidak memiliki semangat dan kesadaran untuk belajar dan menuntut ilmu. Lalu bagaimana bangsa ini bisa maju dan berdiri kokoh jikalau tiang-tiangnya saja sudah rapuh?
Pemuda dinamakan pemuda karena jiwa dan raganya yang kuat, serta semangat yang kuat. Dengan pemuda, bangsa mampu dan dapat berkembang lebih baik. Pemuda jika sudah menjadi bagian dari tiang dan tonggak bangsa, maka kokohlah suatu bangsa. Namun, pemuda jika sudah diracuni dan dirusak masa mudanya, maka rapuhlah bangsa.
Oleh karena itu, marilah kita sebagai pemuda-pemudi bangsa ini berusaha untuk menjadi pemuda yang dapat membangun bangsa. Inilah beberapa hal yang dapat menjadikan kita sebagai pemuda yang produktif dan dapat membangun bangsa ini menjadi lebih maju:
1. Dengan memperbanyak mengikuti kajian-kajian ilmu
Allah SWT sudah menerangkan dalam al-Quran bahwa derajat orang berilmu berbeda dengan mereka yang tidak berilmu. Maka dari itu, penambahan wawasan sangatlah penting.
Allah SWT berfirman dalam (QS. Al-Mujadalah ayat: 11)
يرفع الله الذين ءامنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات
Artinya: Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang menuntut ilmu.
2. Berusaha menjadi pemuda produktif yang menghasilkan karya. Seorang alim dari ulama shalaf berkata : “walaupun aku bukan dari pemula-pemula zaman, tetapi aku akan menciptakan sesuatu yang belum pernah mereka ciptakan.”
BACA JUGA: Pemuda, Keluargamu Harta yang Paling Berharga
3. Berusaha membangun kesadaran akan pentingnya menuntut ilmu dan kesadaran membangun pribadi dengan berakhlak mulia. Dalam sebuah hadits Rosulullah SAW berkata : “sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
4. Menjadi kudwah atau contoh yang baik bagi lingkungan sekitar dan mampu membuat perubahan yang baik dalam lingkungannya.
5. Senantiasa atau berusaha menjauhi segala sesuatu yang tidak menguntungkan atau tidak bermanfaat.
Dengan kita membiasakan kehidupan dengan hal-hal positif di atas, maka dengan izin Allah kita dapat menjadi pemuda produktif yang mampu mengembangkan bangsa dan mengembalikan hakikat sumpah pemuda yang pada dasarnya dirancang atau disusun untuk mempersatukan bangsa.
Karena kita pemuda pemudi bangsa indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu, bangsa Indonesia, dan berbahasa satu, bahasa Indonesia.
“Menjadi seorang pemuda bukan hanya banyak BAPERAN, namun banyak BERPERAN.”
[]
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.