Oleh: Muhammad Taufiq BNP
Mahasiswa Universitas Brawijaya, Ketua Pelaksana Musyawarah Nasional Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI)
ISLAM adalah agama yang sempurna dan rahmatan lil alamin. Islam mengatur segala sendi dalam kehidupan, baik itu secara sosial, ekonomi maupun politik. Tak terkecuali dalam urusan kepemimpinan atau yang sering juga kita sebutleadership. Karena semua itu tak lain karena islam adalah agama yang sempurna.
Dalam semasa hidupnya, Rasulullah SAW tidak hanya mengurusi masalah akhirat seperti halnya sholat dan ibadah-ibadah lainnya. Melainkan Rasullullah pun menjadi contoh dan menjadi aktor penting dalam sebuah kepemimpinan islam pada masanya hingga kemudian akhirnya melahirkan risalah (teori) sebagaitauladan bagi para ummatnya. Seperti yang Allah sebutkan yaitu “Sungguh ada dalam diri Rasulullah keteladanan yang terbaik bagi kalian, yakni bagi orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan hari akhir dan berzikir dengan banyak“ (Al-Ahzab : 21).
Namun, ironisnya di zaman sekarang atau yang saat ini di istilahkan zaman now seringkali kita hanya mengenal Rasulullah sebagai seorang rasul yang menyeru kepada kebaikan dan pandai beribadah saja. Padahal di samping itu semua, Rasulullah juga adalah motivator dan inspirator bagi umat islam dan seluruh umat manusia. Bahkan karena itu semua, seorang non muslim yaitu Michael Hart menjadikan Rasulullah saw sebagai orang yang paling berpengaruh nomer satu di dunia dalam buku yang ditulisnya.
Dari semua itu, tentu membuktikan bahwa Rasulullah adalah rasul yang di utus untuk seluruh manusia.Sesuai dengan firman Allah SWT “Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. [QS. Saba’ (34): 28]”. Sehingga segala perbuatan dan kepribadian beliau seharusnya dapat amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Seperti yang kita ketahui, Rasulullah adalah nabi sekaligus rasul yang diturunkan terakhir kali oleh Allah SWT. Allah SWT sempurnakan seluruh ajaran agama-agama terdahulu dalam sebuah ajaran islam. Hal ini tertulis dalam Qs Al Maidah ayat 3 yaitu “… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu,dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …”. Dari kesempurnaan ajaran tersebutlah, Allah SWT menjadikan islam mengatur segala kehidupan.
Untuk meraih kesempurnaan islam, seorang muslim diperintahkan untuk masuk ke dalam islam yang kaffah (keseluruhan) seperti yang dalam firmanNya yaitu “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208)”. Sehingga mengikuti seluruh ajaran islam adalah bagian kewajiban setiap muslim. Dengan salah satu caranya adalah meneladani segala kepribadian dari Rasulullah saw.
Sebagai seorang muslim yang baik tentu meneladani kepribadian Rasulullah adalah sesuatu kewajiban. Tak terkecuali meneladani dari segi bentuk konsep kepemimpinannya. Namun anehnya di zaman sekarang ini, kadang kita selalu giat untuk membeli buku leadership yang ditulis oleh penulis terkenal, ataupun mengikuti training leadership dari trainer yang handal daripada membeli buku shirah ataupun mendatangi kajian shirah nabawi. Sehingga tak jarang orang malah menngidolakan dan meneledani pribadi selain Rasullulah untuk menjadi acuan bagi role model (leadership) kepemipinannya bahkan konsultan kehidupannya .Padahal dengan meneladi rasulullah adalah salah satu bentuk mengikuti sunnahnya yang dapat menjadikan kita termasuk orang yang akan diberi syafaat di akhirat nanti.
Internalisasi Sifat Rasulullah ke dalam Nilai Kepemimpinan
Sebagai seorang rasul utusan Allah SWT, Rasulullah memiliki banyak keistimewaan. Kesitimewaan tersebut salah satunya terletak dalam sifat-sifat beliau yang menjadi kesempurnaan beliau sebagai seorang utusan Allah.
Dari sifat-sifat rasul tersebut, tentu sebagai seorang muslim kita semua harus mampu untuk menginternalisasikannya ke dalam momen dan perilaku kita sehari-hari. Berikut adalah sifat rasulullah saw sebagai inspirasi untuk kita internalisasikan ke dalam nilai kepemimpinan kita:
a. Shiddiq, pengertian dari shidiq secara singkat adalah benar.
Sebagai seorang pemimpin, maka kita dituntut untuk berlaku baik dan benar dalam kondisi apapun. Tak peduli apakah itu saat kondisi kita dalam keadaan menguntungkan ataupun sebaliknya. Hal inilah yang kemudian menjadikan kepemimpinan rasulullah menjadi berhasil.
b. Amanah, pengertian amanah sendiri secara singkat adalah dapat dipercaya.
Dari sifat inilah kemudian seorang pemimpin menjadi sangat dicintai dan dipercayai oleh umatnya. Bahkan selain dalam konteks kepemipinan, sifat ini menjadikan pemiliknya sukses dalam muamalah lainnya.
c. Tabligh, pengertian dari sifat ini secara umum adalah berarti menyampaikan.
Sebagai seorang pemimpin , pemimpin harus mampu menyampaikan risalah (nilai-nilai) kebaikan kepada umatnya. Dari sifat ini juga kita belajar bahwa sebagai pemimpin kita harus mempunyai komunikasi yang baik agar segala sesuatu menjadi transparan dan tidak ada yang ditutupi.
d. Fathonah, pengertian terakhir dari sifat nabi ini secara singkat adalah pandai.
Sifat pandai atau cerdas tentu sangat dibutuhkan dalam sebuah kepemimpinan. Karena setiap kepemipinan pasti akan dihadapkan oleh berbagai masalah. Dari sanalah kemudian pemimpin yang akan menjadi problem solver terhadap masalah yang dihadapinya. Selain itu, banyak hal dari sifat ini yang dapat kita internalisasikan ke dalam nilai-nilai kepemipinan. Seperti saat rasulullah pandai mendamaikan masalah, pandai dalam strategi perang , hingga pandai dalam mengatur hingga pandai dalam berprestasi di segala bidang (Ibrahim,2001).
Dari semua penjelasan di atas, kita semua menjadi tahu bahwa ternyata banyak sekali kepribadian Rasulullah saw yang dapat kita terapakan dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, tentu kita selaku ummatnya seharusnya menjadikan beliau sebagai tauladan dan role model bagi seluruh sendi kehidupan kita tak terkecuali dalam model kepemimpinan. Karena di hari akhir nanti syafaat Rasulullah hanya akan diberikan kepada ummatnya yang selalu cinta dan mengikuti sunnahnya. Wallohualambishawab. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.