Oleh: Nazula Chandra Kartika
Mahasiswa STEI Sebi, Depok
nazulachandra@gmail.com
HARTA halal adalah amanah dari Allah SWT yang diberikan kepada manusia untuk dijaga dan dimanfaatkan. Rezeki sudah di tetapkan Allah swt sejak ditiupkan ruh ke dalam janin kandungan. Tinggal bagaimana kita sebagai seorang hamba menjemput rezeki itu sesuai dengan usaha masing-masing.
Karena tugas kita sebagai seorang hamba hanyalah doa, usaha, ikhtiar dan tawakal kepada Allah swt. Allah swt sangat menghargai orang-orang yang bekerja mencari harta halal. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu mencintai mu’min yang bekerja.” (HR. Thabrani & Baihaqi)
BACA JUGA: Sedekah dengan Harta yang Halal
Tujuan utama mencari harta halal yaitu untuk pemenuhan nafkah , mencari nafkah adalah salah satu bentuk ibadah kita kepada Allah swt, karena mencari nafkah sama dengan berjihad. Yang kedua, mencari harta halal bukan untuk bermegah-megahan.
Karena bermegah-megahan atau membanggakan diri telah melalaikan kalian dari Abu harirah RA, Rasulullah bersabda, “Siapa saja mencari dunia dengan cara halal untuk bermegah-megahan, ia akan bertemu Allah dengan wajah yang marah”.
Yang ketiga, supaya mendekatkan diri kepada Allah swt dan taat kepada-Nya, sebenarnya dalam kondisi apapun dalam kondisi senang maupun susah sebagai seorang hamba yang taat harus tetap menjaga komunikasi serta hubungan yang baik kepada Allah swt.
Ketika Allah limpahkan nikmat rezeki kepada kita, seharusnya ibadah kita makin di kencangkan, dikuatkan dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah swt, dan itu adalah salah satu bentuk rasa syukur dan taat kita terhadap apa yang telah Allah berikan kepada hambanya.
Dan yang terakhir, untuk menjalin silaturahmi dari Abu Hurairah Rasulullah saw bersabda “Siapa saja mencari kehidupan dunia dengan cara halal agar dapat memenuhi masalah keluarga,memenuhi kebutuhan keluarganya, berbuat baik kepada tetangganya, ia akan datang pada hari kiamat dengan wajah seperti bulan purnama di malam hari.”
Menjaga Harta Halal
Rasulullah SAW sendiri menegaskan bahwa pada hari kiamat Allah SWT akan menanyakan dua hal kepada manusia tentang hartanya, yaitu dari mana didapat dan ke mana diinfakkan (digunakan) harta itu.“Tidak akan tegak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara : untuk apa umurnya dihabiskan, bagaimana masa mudanya dijalani, untuk apa ilmunya,dari mana hartaya didapat, dan ke mana diinfakkan.”
Terdapat kiteria yang perlu diperhatikan dalam usaha mencari harta halal. Dan Allah menegaskan yang jelas yang tidak boleh dilanggar.
1. Halal dan baik
Pekerjaan yang halal memiliki sinyal kuat yang mencari dan menangkap gelombang cahaya Allah, sehingga senantiasa mengarah pada partner dan kolega bisnis atau pun pekerjaan yang halal dan baik.
BACA JUGA: Jelang Kiamat, Manusia Tak Peduli Harta Halal atau Haram
Menariknya, pekerjaan yang halal tidak saja menjadikan kehidupan lebih tentram, lelahnya pun dalam bekerja dalam pekerjaan yang halal dibalas dengan pengampunan dosa di sisi Allah SWT.
2. Dilakukan dengan cara yang sah dan atas ridha
“Janganlah kamu saling makan harta kamu dengan tidak sah.”.Gemar melakukan ketaatan secara umum, sebenaryny adalah jalan mudah terkabulnya do’a. Sehingga tidak terbatas pada mengonsumsi makanan yang halal, namun segala ketaatan akan memudahkan terkabulnya do’a. Sebaliknya kemaksiatan menjadi sebab penghalang terkabulnya do’a.
3. Bukan dengan cara curang
“Janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan yang batil.” (Al-Baqarah : 188)
4. Asas manfaat
Dalam usaha mencari rezeki harus memerhatikan asas dan manfaat bagi kehidupan manusia. Barang barang yang membawa mudharat dan dampak begatif bagi kehidupan manusia tidak boleh diperjualbelikan untuk mendapatkan keuntungan darinya, seperti minuman keras, dan obat terlarang karena tidak memiliki nilai guna.
Dalam bekerja (mencari harta halal) ada tiga aturan pokok yang tidak boleh diabaikan :
1. Bekerja mencari harta tidak boleh membuat kita lalai dari mengingatnya, misalnya lalai atau meninggalkan ibadah sholat lima waktu
2. Dengan bekerja harus memperbanyak shodaqoh supaya terdapat keberkahan di dalam rezeki yang kita dapat
3. Pekerjaan yang dilakukan hendaknya sesuai dengan syariat Allah,yakni menjauhi unsur riba, judi, maisir, pencurian, penipuan, korupsi dan lain-lain.
BACA JUGA: Harta Banyak tapi Cepat Habis
Menunaikan haknya
Kewajiban berikutnya berkenan dengan harta adalah menjadikannya sebagai wasilah mendekatkan diri (taqarrub) dan ibadah kepada Allah. Taqrrub dan ibadah kepada Allah dengan harta (ibadah maliyah) memiliki ragam bentuk seperti zakat, infaq, sedekah, wakaf, hibah, hadiah, jihad bilamwal (berjihad dengan harta).
Dalam ayat Al-quran,ibadah maliyah memiliki kedudukan yang sangat utama. Dalam sebagian ayat di syaratkan bahwa ibadah maliyah berupa zakat, infaq, sedekah, dan sebagainya merupakan ciri utama orang beriman dan bertakwa yang akan memperoleh kemulian dan pemulian dari Allah berupa (hudan), rezeki, al-falah (keberuntungan), yang akan berujung derajat yang tinggi surge firdaus pada akhir kelak.
Dan menurut K.H ustadz Arifin Ilham dalam ceramahnya bahwa, “Dengan sedekah akan meringankan sakaratul maut”.
Wallahua’lam bissawab. []