JAKARTA–Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menegaskan, kematian ratusan petugas KPPS bukan semata karena kelelahan. Menurut Menkes, petugas KPPS di wilayah DKI Jakarta yang meninggal memang sudah mengidap penyakit berat sebelum bertugas.
“Dari data 18 orang di Jakarta, diketahui penyebab meninggal dunia 8 (orang karena) infark miokard atau sakit jantung mendadak kemudian gagal jantung, liver, stroke, gagal pernafasan, dan infeksi otak meningitis,” kata Nila dalam jumpa pers yang dilakukan di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (8/5/2019).
BACA JUGA: Fahri Sebut Kemungkinan KPPS Meninggal Karena Racun, Ini Tanggapan KPU
Audit medis dilakukan dengan mengecek riwayat kesehatan seseorang. Audit ini baru rampung dilakukan di Jakarta dan akan dilakukan di daerah lain. Namun Kemenkes belum bisa memastikan tenggat waktu audit medis ini dilakukan.
Lebih lanjut Nila menuturkan bahwa kelelahan memang memegang peran besar dalam kejadian ratusan petugas KPPS meninggal dunia. Namun faktor hidup tidak sehat menjadi faktor utama dalam kasus ini.
“Memang sebelumnya ada penyebab-penyebabnya, tapi ini yang tidak bisa ketahui. Kalau dari angka riset kami, keluarga sehat di Indonesia hanya 16,8 persen,” tuturnya.
Terkait jumlah petugas KPPS yang terus bertambah, Nila menyampaikan Kemenkes mengambil keputusan untuk menerjunkan petugas ke setiap tempat rekapitulasi suara di masa yang tersisa.
BACA JUGA: Kematian Ratusan Korban Pemilu Dianggap Tak Wajar, BPN Usul 474 Jenazah Petugas KPPS Diautopsi
“Bapak Dirjen Pelayanan Kesehatan sudah kasih surat edaran kepada 34 provinsi, ke kepala dinas kesehatan, agar membantu pengawasan kesehatan para petugas pemilu dan kami meminta laporan dari data yang ada di provinsi,” ucap dia.
Data sementara secara keseluruhan petugas Pemilu 2019 yang meninggal dunia mencapai 554 orang. Korban berasal dari pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) maupun personel Polri. []
SUMBER: TEROPONG SENAYAN