JAKARTA–Menteri Keuangan Sri Mulyani mendorong peran aktif sektor swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk berinvestasi di Afrika, terutama di bidang infrastruktur guna meningkatkan perekonomian di wilayah tersebut.
“Afrika merupakan benua yang masih relatif tertinggal dalam pembangunan, sementara demografinya makin besar senilai 600 juta penduduk dan mereka punya potensi sumber daya,” ujar Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Bantuan ini merupakan salah satu program negara-negara anggota G20, yakni Compact with Afrika atau kompak dengan Afrika.
Seperti diketahui, G20 atau kelompok 20 ekonomi utama beranggotakan Indonesia, Afrika Selatan, AS, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, Britania Raya, RRT, India, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, Turki, dan Uni Eropa.
“Kesejahteraan rakyat Afrika merupakan indikasi kesejahteraan dunia. Kita akan berperan aktif mendorong keterlibatan swasta, BUMN, dan lembaga keuangan di dalam negeri ke Afrika. Membantu Afrika yang masih tertinggal dalam kemajuan pembangunan,” kata Menkeu.
BACA JUGA:
AS Larang Penumpang Pesawat dari Timur Tengah dan Afrika Utara Bawa Alat Elektronik ke Amerika
Anak-anak Terancam Mati Kelaparan di Afrika dan Yaman
Pengungsi Afrika Nekat Serbu Wilayah Perbatasan Maroko-Spanyol
Dia menerangkan, keterlibatan Indonesia selama ini telah dilakukan melalui program kerja sama selatan-selatan dan triangular serta melalui lembaga keuangan internasional, termasuk peningkatan komitmen Indonesia di International Development Association (IDA)-Bank Dunia.
Untuk memperkuat agenda tersebut, Indonesia meminta agar G20 dapat menugaskan Global Infrastructure Hub (GIH) dan Global Infrastructure Connectivity Alliance (GICA) yang digagas oleh Indonesia dan sejumlah negara G20 untuk secara optimal berkontribusi dalam membantu mekanisme dan kesiapan pembiayaan infrastruktur di negara-negera benua Afrika.
“Indonesia mendukung program ini untuk membantu Afrika dalam di bidang infrastruktur,” tutup Sri Mulyani. []