ANKARA – Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki memperingatkan, Israel dapat melakukan tindakan “jahat” lain yang bertujuan untuk mengubah status quo dari kompleks Masjid al-Aqsa.
Hal itu disampaikan Maliki saat pertemuan negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Ankara, Turki.
Diplomat Turki atas lebih lanjut menyatakan dengan harapan bahwa ketegangan baru-baru ini di kompleks al-Aqsa tidak akan terulang, dengan mengatakan, semua harus sangat berhati-hati terhadap provokasi.
“Tidak ada larangan atau batasan, termasuk pembatasan usia ke Temple Mount tidak dapat diterima,” ucapnya.
Maliki menggambarkan keputusan Israel untuk memindahkan detektor logam dan kamera di gerbang al-Aqsa sebagai kemenangan kecil dalam perang panjang untuk kebebasan. Namun, ia menyebut Israel sewaktu-waktu dapat menempatkan kembali perangkat tersebut.
“Kami tahu (Benjamin) Netanyahu tidak akan menerima kekalahan, dan dia akan berulang-ulang mencoba dengan metode dan cara yang berbeda untuk memaksakan statusnya sendiri atas Haram al-Sharif dan al-Quds.
Kita harus bersiap menghadapi babak berikutnya yang bisa datang segera dan bisa sangat buruk,” kata Maliki, seperti dilansir Farsnews pada Rabu (2/8/2017)
Sementara itu dalam pertemuan tersebut Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu meminta negara Muslim untuk melawan “ketidakadilan” Israel dan mengakui negara Palestina di dalam perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.[]