DOHA–Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menyebut bahwa tuntutan yang diajukan ke Doha negara-negara Arab tidak mungkin dipenuhi.
“Daftar tersebut tidak realistis dan tidak dapat ditindaklanjuti,” katanya, dilaporkan AFP pada Selasa (4/7/2017)
Sebelumnya, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir menuduh Qatar mendukung para ekstremis dan mempunyai kedekatan dengan Iran. Karena itu, negara-negara Arab itu memberlakukan blokade dan embargo terhadap Qatar, termasuk menutup akses laut, udara, dan darat.
“Ini bukan tentang terorisme, ini tentang mematikan kebebasan berbicara,” katanya dalam sebuah konferesi pers gabungan setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel di Doha.
Dalam sebuah pernyataan, keempat negara-negara Arab itu mengirimkan sebuah tuntutan yang harus dipenuhi Qatar untuk mengakhiri krisis diplomatik yang ditimpanya. Batas waktu pemenuhan tuntutan itu berakhir pada Minggu (9/7/2017), setelah keempat negara itu memberikan Doha tambahan 48 jam.
Dalam tuntutan itu, penutupan kantor berita Doha –Al-Jazeera– serta mengurangi hubungan diplomatik dengan Iran. Secara resmi, Qatar telah memberikan tanggapannya ke Kuwait –yang menengahi perselisihan tersebut– pada Senin (3/7/2017) kemarin, namun isinya tidak diungkapkan secara rinci.
Hanya saja, Menlu Qatar mengatakan bahwa Doha sedang mencari solusi untuk krisis yang telah berlangsung sebulan itu, melalui dialog. []