MOSKOW— Pernyataan Presiden Amerika, Donald Trump pada Rabu (07/12/2017) kemarin, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel menimbulkan polemik dan Kecaman dari seluruh Pemimpin dunia.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menunjukkan kekhawatirannya terhadap pernyataan sepihak Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sergey menilai tindakan Trump sebagai perubahan kebijakan yang membahayakan kestabilan kondisi di Timur Tengah.
“Posisi baru AS terkait Yerusalem berisiko memperumit hubungan warga Palestina-Israel ke depan dan juga kondisi di wilayah tersebut secara keseluruhan,” ungkapnya.
Ia juga meminta semua pihak untuk menahan diri dari tindakan yang bisa memicu konsekuensi yang tak terduga.
Dengan tegas, Kementerian Luar Negeri Rusia juga menyatakan bahwa posisi mereka terharap konflik Palestina-Israel tidak berubah. Rusia tetap menginginkan agar Palestina-Israel menyelesaikan masalah dengan damai.
“Menjamin Israel dalam batas yang diakui secara internasional, sambil memperhatikan aspirasi warga Palesitina untuk memiliki negara sendiri yang merdeka,” pungkasnya demikian seperti dilansir dari Moscowtimes.[]