MOSKWA— Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengibaratkan perang kata-kata antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sebagai pertengkaran antar Anak Kecil.
Kim sebelumnya mengatakan Trump mengalami gangguan mental setelah Trump mengancam akan menghancurkan negaranya.
Trump merespons di Twitter dengan menyebut Kim Jong-un pria gila yang akan kami uji seperti yang tak pernah (dia) alami sebelumnya.
Menurut Lavrov, kondisi yang memanas ini perlu dihentikan sementara untuk mendinginkan situasi dan keadaan.
“Betul, memang tidak boleh diam saja menyaksikan petualangan nuklir militer Korea Utara, namun juga tidak boleh untuk menyulut perang di Semenanjung Korea,” ujar Lavrov, seperti dilansir BBC Jumat (22/9/2017) kemarin. ungkapnya
Dia menyarankan, perlu dilakukannya proses politik di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dalam pidatonya di PBB, Trump mengancam akan menghancurkan total Korea Utara kalau Amerika Serikat dipaksa mempertahankan diri dan sekutunya.
Dia juga menjuluki Kim sebagai manusia roket yang sedang dalam misi bunuh diri.
Atas pernyataan Trump tersebut, Kim tampaknya sangat marah sampai mengeluarkan pernyataan pribadi. Kim mengatakan Trump akan membayar mahal atas pidatonya itu, yang dia katakan berisi omong kosong yang sangat kasar.
Trump, kata Kim, telah mengina negaranya di depan mata dunia dan mengancam akan membalasnya dengan api.
Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho mengatakan Pyongyang mungkin akan mengetes bom hidrogen di Samudera Pasifik sebagai respons atas ancaman Trump.[]