ARAB SAUDI—Menteri luar negeri Arab Saudi dikabarkan telah menegaskan bahwa Lebanon kini telah “dibajak” oleh Hizbullah. Dan situasi Lebanon akan kembali normal jika senjata milik kelompok Syiah tersebut dilucuti.
“Lebanon hanya akan bertahan atau beruntung jika senjata Hizbullah dilucuti. Selama Lebanon memiliki milisi bersenjata, tidak akan pernah tercipta kedamaian di Lebanon,” kata Menteri Luar Negeri Adel Al-Jubeir dalam sebuah konferensi di Italia. Al-Jubeir mengatakan bahwa situasi di Lebanon benar-benar “tragis” dan menuduh Iran mengobarkan kerusuhan di Timur Tengah.
“Sejak 1979, orang-orang Iran berhasil lolos dari upaya penagkapan di wilayah kami, dan ini harus dihentikan,” katanya, Memo melaporkan pada Jumat (1/12/2017).
Sebulan yang lalu, Saad Hariri mengundurkan diri sebagai perdana menteri Libanon ketika berada di Arab Saudi. Tindakan ini memicu krisis politik di Beirut dan membawa Lebanon ke garis depan persaingan regional.
Arab Saudi menolak memaksa sekutu lama untuk berhenti, dan Hariri kini telah kembali ke Beirut dan mengindikasikan bahwa dia mungkin akan menarik pengunduran dirinya . Namun anak-anaknya tetap berada di Arab Saudi dan tidak ada rincian yang diberikan tentang kapan mereka diharapkan untuk bertemu kembali dengan orang tua mereka.
Arab Saudi khawatir bahwa Hizbullah dan Iran mencoba untuk menguasai Yaman, dengan mendukung pasukan Houthi untuk melawan koalisi militer yang dipimpin Saudi.
Hizbullah membantah ikut berperang di Yaman, mengirim senjata ke Houthi, atau menembakkan roket ke Arab Saudi dari wilayah Yaman. Namun Al-Jubeir menolak bantahan ini dan mengatakan Saudi tidak akan gentar dalam konflik tersebut.
“Houthi tidak diizinkan untuk mengambil alih sebuah negara,” kata Jubeir.
Al-Jubeir mengatakan negaranya hanya memiliki hubungan buruk dengan dua negara, Iran dan Korea Utara. Ia juga mengatakan bahwa Saudi tidak memiliki hubungan dengan Israel. []