BERLIN–Menteri Keluarga, Pensiunan, dan Pemuda Jerman Franziska Giffey, mengatakan tidak keberatan dengan sekolah yang mengizinkan burkini (pakaian renang yang menutupi seluruh badan) untuk pelajaran renang bagi Muslimah.
“Yang paling penting adalah kesejahteraan anak-anak dan itu termasuk bisa berenang,” kata Giffey kepada koran lokal Die Zeit pada akhir pekan lalu (24/6/2018).
BACA JUGA:Â Muslimah Perancis Ini Didenda Karena Berenang Secara Syar’i
Menteri yang berasal dari Sosial Demokrat itu mengatakan, sekolah-sekolah boleh membiarkan siswinya mengenakan pakaian renang tersebut, bahkan pihak sekolah juga boleh memberikan pakaian tersebut untuk dipakai siswinya. Sehingga, siswi muslim dapat berpartisipasi dalam kelas-kelas berenang.
Pernyataan Giffey itu membuka kembali perdebatan tentang burkini. Kritik terhadap pernyataan tersebut datang dari tokoh-tokoh seperti feminis Muslim dan pengacara Seyran Ates.
“Tidak, mereka tidak mengacu pada menteri yang mengatakan bahwa burkini dapat diterima. Dan sebagian besar dunia yang tercerahkan merindukan saat ketika pendapat ini dilarang dari proses politik,” kata Ates.
Perdebatan itu bukan hal baru. Pekan lalu, sebuah sekolah di Herne, sebuah kota di North Rhine-Westphalia, memunculkan kegemparan setelah sekolah tersebut membeli burkini. Sehingga, siswi Muslim dapat berpartisipasi dalam pelajaran berenang. Sebelumnya, mereka menolak melakukannya karena alasan agama.
BACA JUGA:Â Lagi, Menteri Jerman Ini Sudutkan Umat Muslim
Serikat pendidikan lokal memuji keputusan itu sebagai solusi pragmatis. Sementara pemerintahan distrik juga mendukung keputusan sekolah tersebut. []
SUMBER: EURONEWS