COPENHAGEN – Menteri Integrasi Denmark Inger Stoejberg meminta Muslim di Denmark cuti dan berdiam diri di rumah hingga Ramadhan berakhir. Seruan ini dilontarkan karena Stoejberg menilai puasa bisa membawa dampak buruk bagi masyarakat Denmark pada umumnya.
“Saya mengimbau Muslim mengambil cuti kerja selama Ramadhan untuk menghindari konsekuensi negatif bagi masyarakat Denmark,” tulis Stoejberg dalam kolom tabloid BT.
Muslim yang berpuasa dinilai ‘berbahaya’ bagi masyarakat Denmark karena mereka akan kurang fokus akibat tidak makan. Stoejberg mencontohkan, pengemudi bus Muslim yang berpuasa mungkin kehilangan fokus saat berkendara sehingga berisiko menyebabkan kecelakaan.
Pernyataan Stoejberg itu dikecam komunitas Muslim di wilayah Skandinavia tersebut.
Ketua Muslim Union Finlandia Pia Jardi bahkan menilai imbauan Stoejberg sebagai ide yang aneh.
“Tak ada informasi atau statistik yang menunjukkan pengemudi buss atau pekerja Muslim lain, entah bagaimana, berperilaku membahayakan saat berpuasa,” ujar Jardi.
Jardi mengatakan di sebagain besar negara Muslim, toko hingga bisnis tetap berjalan secara normal meski puasa berlangsung. Tak ada hambatan berarti dari puasa yang menyebabkan kegiatan sehari-hari terhambat.
Sanggahan serupa juga dilontarkan juru bicara perusahaan bus Denmark Arriva, Pia Hammershoy Splittorff. Splittorff mengatakan tak ada sejarah kecelakaan bus selama Ramadhan.
“Jadi secara de facto, puasa bukan masalah untuk kami,” tambah Splittorff.
Muslim Union Denmark pun turut menanggapi pernyataan Stoejberg. Mereka berterima kasih atas perhatian yang diberikan sang menteri. Namun di saat yang sama, Muslim Union Denmark juga menyatakan Muslim tetap dapat beraktivitas normal meski sedang berpuasa. []
SUMBER: WASHINGTON POST