TEL AVIV—Menteri Kerja Sama Regional Israel, Tzachi Hanegbi menyatakan bahwa status Yerusalem masih bisa dinegosiasikan dengan pihak Palestina.
Hanegbi menyebut bahwa keputusan sepihak dan kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump seharusnya tidak mematikan solusi dua negara.
Hagebi percaya bahwa solusi dua negara masih belum mati, karena menurutnya kedua belah pihak sejatinya masih memiliki keinginan untuk menggelar pembicaraan damai. Dalam solusi dua negara, Yerusalem akan menjadi Ibu Kota bersama Israel-Palestina.
“Kami mengklaim bahwa Yerusalem adalah ibukota kami dan tidak boleh dibagi, tapi itu hanya klaim, bukan diktat,” kata Hanegbi dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al-Jazeera pada Minggu (7/1/2018) kemarin.
“Palestina dapat mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibukota mereka dan kita dapat menegosiasikan sebuah permukiman. Meskipun kita mencaplok Yerusalem Timur, tetap saja semuanya bisa dinegosiasikan,” sambungnya.
Para pemimpin Palestina ingin Yerusalem Timur yang diduduki sebagai Ibu Kota masa depan Palestina. Sementara itu, Israel bersikeras bahwa kota ini adalah ibukota yang tak terpisahkan. []