MENTERI Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengumumkan komitmen pendanaan pemerintah Indonesia untuk film ko-produksi internasional saat hadir di Cannes Film Festival, Paris.
Di hadapan pelaku industri perfilman berbagai negara, Nadiem mengumumkan skema pendanaan film Indonesia melalui program Matching Fund Dana Indonesiana.
“Pemerintah akan memadankan dukungan pendanaan institusi perfilman dunia untuk projek film yang melibatkan sineas Indonesia. Tidak ada batas maksimum selama dana masih tersedia. Yang penting, projek film tersebut sudah mendapatkan pendanaan dari institusi yang kredibel dan ada dalam daftar kami,” kata Mendikbudristek Nadiem dalam keterangan resminya, Jumat (19/5/2023).
BACA JUGA: Mendikbud Nadiem Makarim Sebut SD Belum Boleh Dibuka Meski di Zona Hijau
Pakai Dana Abadi
Dana Indonesiana merupakan dana abadi kebudayaan yang diluncurkan pada Merdeka Belajar Episode ke-18. Dana abadi tersebut menjadi sumber pendanaan skema matching fund perfilman ini.
“Harapannya, skema pendanaan matching fund Dana Indonesia ini dapat lebih mendorong semakin banyaknya film Indonesia mendapatkan rekognisi di festival internasional atau kesuksesan komersial di tingkat dunia,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Nadiem mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang mencetuskan dan mendukung realisasi dana abadi kebudayaan tersebut.
“Di bawah payung Kampus Merdeka, skema matching fund terbukti berhasil dalam mendukung terciptanya berbagai projek antara pendidikan tinggi dengan mitra. Sudah saatnya kita adaptasi transformasi pendanaan pemerintah ini di bidang kebudayaan,” kata Nadiem.
Kolaborasi Festival Film RI dan Mancanegara
Dalam kesempatan yang sama, Nadiem turut menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) Korea Selatan dengan Jakarta Film Week (JFW), Indonesia.
BIFAN dan JFW sepakat untuk mendukung keikutsertaan pembuat film Indonesia dalam program Asian Talent Exchange (Pertukaran Talenta Asia), mulai dari pembiayaan sampai pelaksanaan.
Sejak 2022, penyelenggaraan JFW diselenggarakan dengan sebagian pembiayaan oleh Kemendikbudristek. Pembiayaan parsial ini diberikan melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media.
Asosiasi Produser Indonesia (Aprofi) juga meneken kerja sama dengan Far East Film Festival Udine, Italia. keduanya sepakat mendukung keikutsertaan sejumlah projek film Indonesia terpilih dalam project market “Focus Asia” dan lab produksi “Ties That Bind”.
Meyakinkan Festival Film Busan
Mendikbudristek Nadiem juga bertemu pihak Busan Film Festival Korea Selatan. Kesempatan tersebut, sambungnya, diupayakan untuk meyakinkan posisi strategis karya-karya film Indonesia di mata warga Korea.
“Korea Selatan sangat menikmati pasar Indonesia. Kami pikir sudah saatnya masyarakat Korea Selatan juga menikmati karya film Indonesia secara lebih masif,” kata Nadiem.
Nadiem mengatakan, pembahasan dengan pihak Korea Selatan juga menyoal peningkatan penayangan film RI di festival film Busan dan kerja sama dengan sineas Indonesia.
BACA JUGA: Sekolah di Zona Hijau akan Segera Dibuka, Ini Daftar Wilayahnya
“Kepada Busan Film Festival kami mendorong agar sebanyak-banyaknya bekerja sama dengan sineas Indonesia dan meningkatkan penayangan film Indonesia setiap tahunnya,” kata Nadiem.
Nadiem mengatakan, sejumlah program terkait perfilman di di Kemendikbudristek sendiri tengah berjalan sejak tiga tahun terakhir. Harapannya, ekosistem perfilman RI makin kuat dan karya film sineas Indonesia makin dikenal di ranah internasional.
“Tiga tahun belakangan ini, Kemendikbudristek berupaya memperkuat fondasi, yakni melalui pendidikan perfilman. Khususnya pendidikan non-formal. Misalnya, memberikan beasiswa kebudayaan non gelar, magang, lokakarya, dan laboratorium produksi film yang melibatkan pakar internasional,” pungkasnya. []
SUMBER: DETIK