TURKI—Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak mengatakan langkah-langkah yang diambil Amerika Serikat (AS) untuk melancarkan perang ekonomi terhadap Turki bermotif politik. Pada akhirnya langkah ini akan meningkatkan terorisme regional dan krisis pengungsi.
“Langkah-langkah yang diambil dengan motivasi politik tidak hanya akan berdampak pada sistem keuangan global tetapi juga perdagangan global dan stabilitas regional,” kata Albayrak pada konferensi pers bersama dengan mitranya dari Prancis Bruno Le Maire di Paris, Senin (27/8/2018).
BACA JUGA: Boikot Produk AS, Warga Turki Hancurkan iPhone
“Langkah ini akan menyebabkan gangguan pada stabilitas regional. Mereka akan berkontribusi pada terciptanya bentuk terorisme baru dan juga krisis pengungsi,” tambah Albayrak.
Albayrak, yang merupakan menantu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa Turki bermaksud untuk berusaha menjalin hubungannya dengan Uni Eropa ke fase baru, di mana perdagangan dengan blok 28 anggota itu lebih penting.
Menteri keuangan Turki juga mengatakan kepada Le Maire bahwa Turki bertujuan untuk meningkatkan perdagangan dengan Prancis—Saat ini bernilai 14 miliar euro—hingga 20 miliar euro.
Washington dan Ankara terjerat dalam perselisihan tentang seorang pastor AS yang sedang menjalani persidangan di Turki atas tuduhan teror.
BACA JUGA: Dukung Turki, Persatuan Ulama Palestina Serukan Lawan Hegemoni AS
Pastor Andrew Brunson dituduh memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang (PKK) dan gerakan Gulen, yang Turki tuduhkan untuk kudeta militer yang gagal pada tahun 2016.
Brunson , yang sudah menghabiskan hampir dua tahun di balik terali besi di Turki, telah membantah tuduhan itu.
Jika terbukti bersalah, Brunson akan menghadapi hukuman 35 tahun penjara. Penahanannya Brunson telah menyebabkan krisis hubungan paling parah antara Turki dan AS. []
SUMBER: PRESSTV