Oleh: Ammylia Rostikasari, S.S.
Akademi Menulis Kreatif
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak“. (QS. Al-Hadid: 18)
SOSOK wanita yang pernikahannya Allah firmankan dalam Al-Quran. Tak lain dan tak bukan ialah Zainab Binti Jahsy. Seorang wanita salihah yang dinikahi Rasulullah saw. selepas menyandang status janda pasca bercerai dengan Zaid bin Haritsah, Sang Budak Rasulullah.
Zainab termasuk wanita pertama yang memeluk Islam. Allah pun telah menerangi hati ayah dan keluarganya sehingga memeluk Islam. Dia hijrah ke Madinah bersama keluarganya.
BACA JUGAl: Kemuliaan Putri-putri Rasulullah; Analisis akhlak Zainab dan Fatimah az-Zahra
Zainab termasuk wanita yang taat dalam beragama, wara’, dermawan, dan baik. Selain itu, dia juga dikenal mulia dan cantik, serta termasuk wanita terpandang di Makkah.
Zainab radhiyallahu ‘anha adalah seorang wanita shalihah, bertakwa dan tulus imannya. Hal itu dinyatakan sendiri oleh Sayyidah Aisyah tatkala berkata, “Aku tidak melihat seorangpun yang lebih baik diennya dari Zainab, lebih bertakwa kepada Allah, dan paling jujur perkataannya, paling banyak menyambung silaturrahim, dan paling banyak shadaqah, paling bersungguh-sungguh dalam beramal dengan jalan shadaqah dan taqarrub kepada Allah subhanahu wata’ala (dalam As-Samthuts Tsamin no. 110, al-Istii’ab (IV/1851) dan al-Ishabah (VIII/93).
Beliau radhiyallahu ‘anha adalah seorang wanita yang mulia dan baik. Beliau bekerja dengan kedua tangannya, beliau menyamak kulit dan menyedekahkannya di jalan Allah yakni beliau bagi-bagikan kepada orangorang miskin. Tatkala Aisyah mendengar berita wafatnya Zainab beliau berkata, “Telah pergi wanita yang mulia dan rajin beribadah, menyantuni para yatim dan para janda.”
Masyaallah, sungguh sejatinya kisah Zainab Binti Jahsy ini penuh dengan nilai inspirasi dan motivasi, khususnya untuk para istri. Sosok salihah nan tangguh sungguh layak untuk diteladani. Dia berdaya upaya menyamak kulit untuk mencari pos sedekah mandiri. Meski Rasulullah dengan baik menafkahi, tetapi ia rela bersusah payah mencari kepingan dirham untuk bisa disumbangkan sebagai upaya sedekah mandiri.
Pelajaran berarti untuk para istri di masa kini. Walau kewajiban utama istri adalah taat kepada suami. Namun, ketaatan kepada Allah di atas segalanya. Jika suami meridhoi istri untuk mencari pos sedekah mandiri tanpa mengabaikan kewajibannya sebagai manajer rumah tangga dan sekolah pertama bagi buah hatinya, mengapa tidak untuk lebih produktif seperti halnya Zainab Binti Jahsy. Adanya mencari pendapatan tambahan semata untuk dapat dibelanjakan di jalan Allah.
Seorang istri pun hamba Allah yang berupaya mempersembahkan amal terbaik di hadapan Sang Pencipta. Adanya menempa diri dengan iman, ilmu agama juga takwa. Ia berupaya hidup ada dalam keridhoan Allah subhanahu wata’ala juga suaminya. Hal demikian dilakukan demi meraih surga.
Wahai para istri, marilah kita jadikan para sohabiah zaman Rasulullah untuk potret ideal dalam menjalani hidup. Mereka merupakan sosok yang berislam secara kaffah. Lisannya mulia untuk mengemban dakwah. Sikapnya senantiasa terikat kepada hukum syara. Karena mereka begitu menyadari bahwa akhiratlah kehidupan sejati, sementara dunia hanyalah fana. Wallahu’alam bishowab. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.