Oleh: Yeti Nurhayati, S.Pd., M.I.L.
Komunitas Tapak Maca Bandung
Dzulhijjah. Bulan segala kebaikan hadir. Bulan penghabisan, bulan yang menjadi puncak pengorbanan dari seorang hamba. Syahrul jihad yang sesungguhnya.
Dzulhijjah dijadikan sebagai “arba’atun hurum” (QS.9 : 36). Empat bulan haram dimana Allah SWT melipatgandakan segala pahala kebaikan dan melipatgandakan hukuman atas segala keburukan.
Menunggu fajar di awal Dzulhijjah. Fajar yang akan menjadi lentaraku menuju alam keabadian.
BACA JUGA: Keutamaan 10 Hari Awal Dzulhijjah
Awal Dzulhijjah menjadi ciri kedekatan seorang hamba kepada Sang Pencipta.
Awal Dzulhijjah menjadi bukti kecintaan seorang hamba kepada kekasihnya. Kecintaan yang penuh dengan harap dan cemas. Apakah pengorbanan diterima atau tidak oleh sang kekasih?
Kusongsong Dzulhijjah di awal fajar agar aku dapat menjadi kekasihNya.
Berjumpa denganNya menjadi hal terindah yang bagiku.
BACA JUGA: Amalan-Amalan 10 Hari Awal Dzulhijjah
“Wahai orang-orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah. Dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepadaNya. Dan berjihadlah (berjuanglah) di jalanNya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Maidah : 35)
Kunanti Dzulhijjah di awal fajar. Layakkah ku menjadi kekasihNya? []