UMAR menganjurkan kepada rakyatnya agar tidak terburu-buru untuk menyerahkan perkaranya kepada hakim, tetapi sebaiknya diselesaikan secara kekeluargaan. Sikap Umar berbeda dengan para pemimpin lainnya yang selalu menganjurkan agar mereka membawa setiap perkara kepada hakim.
Dalam hal ini, Umar berkata, “Berilah setiap hak kepada orang yang berhak menerimanya, dan janganlah kalian terburu-buru untuk mengajukan perkaramu kepada hakim.”
BACA JUGA: Ketika Umar bin Abdul Azis Shalat Tahajud
Suatu hari Umar bertanya kepada sahabatnya yang mana kala itu mereka sedang berkumpul bersama, “Jika aku memilih seseorang yang terbaik diantara kalian, lalu aku menyuruhnya berbuat adil, apakah aku sudah melakukan semua kewajiban-kewajibanku?”
Mereka pun menjawab, “Sungguh itu semua sebuah usaha yang menunjukan jika kau sudah menyelesaikan kewajibanmu, wahai Umar.”
Umar berkata lagi, “Tidak, tetapi sampai aku melihatnya sendiri apakah ia benar-benar telah menjalankan perintahku atau tidak.”
Menurutnya Negara akan mencapai kejayaan dengan tiga hal, yaitu melaksanakan amanat, menindak dengan kekuatan dan mengambil hukum berdasarkan syairat Allah. Sedangkan kategori harta yang baik ada tiga yaitu, didapat dengan jalan yang baik, dibelanjakan pada jalan yang baik dan terhindar dari kebathilan.
Umar berjanji kepada rakyat, “Aku hanya akan menarik pajak atau upeti dengan semestinya dan aku hanya akan membalanjakannya di dalam jalan yang benar. Aku akan menambah bagian kalian dari Baitul Mal dan akan melindungimu, Insya Allah.
BACA JUGA: Umar bin Khattab Sangat Sibuk, di Mana Aku Bisa Menemuinya?
Aku tidak akan menjerumuskan kalian ke dalam bahaya. Jika kalau sedang ditugaskan sebagai utusan, maka aku akan menjaga keluarga kalian sampai kalian pulang. Maka bertakwalah kepada Allah wahai hamba-hamba Allah. Bantulah aku dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar dan berilah nasehat kepadaku selama aku menjadi pimpinan kalian.”
Kemudian ketika Umar telah terpilih sebagai khalifah, ia berkata, “Wahai manusia, sekarang aku telah terpilih sebagai pemimpin kalian. Jika bukan karena aku jadi orang yang terbaik dan terkuat dalam membela kepentingan-kepentingan kalian, maka aku tidak mau menerima jabatan itu.” []
Sumber: Kejeniusan Umar/ Penulis: Abbas Mahmud AL Akkad/ Penerbit: Pustaka Azzam, 2002