Oleh: Hanifatus Suhro
Advokat dan Legal Officer di suatu Rumah Sakit
hanifatus.suhro@gmail.com
d. Prioritaskan Akhirat dan Yuk berburu Lailatul Qadar
Di sisa hari-hari dalam ramadhan ini. Kita harus memprioritaskan akhirat dan di sepertiga malam terakhir di ramadhan ada malam kemuliaan, lailatul qadar. Maka perbaiki ibadah kita agar kita menjadi orang yang sangat beruntung dengan memperoleh keutamaan-keutamaan lailatul qadar.
Banyak keutamaan lailatul qadar bebrapa diantaranya yakni :
1. Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 Bulan.
Allah Taala berfirman, yang artinya, “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. (TQS. Al Qadar: 3).
An Nakhoi mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan”. (Lihat Latho-if Al Maarif, hal. 341).
2. Malaikat dan juga Ar Ruuh yaitu malaikat Jibril turun pada Lailatul Qadar.
Allah Taala berfirman, yang artinya, “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril” (TQS. Al Qadar: 4)
BACA JUGA: Jika Engkau Tidak di Ramadhan Ini
Banyak malaikat yang akan turun pada Lailatul Qadar karena banyaknya barokah (berkah) pada malam tersebut. Malaikat Jibril disebut Ar Ruuh dan dispesialkan dalam ayat karena menunjukkan kemuliaan (keutamaan) malaikat tersebut.
3. Lailatul Qadar disifati dengan salaam
“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al Qadr: 5) yaitu malam tersebut penuh keselamatan di mana setan tidak dapat berbuat apa-apa di malam tersebut baik berbuat jelek atau mengganggu yang lain.
Demikianlah kata Mujahid (Lihat Tafsir Al Quran Al Azhim, 14: 407). Juga dapat berarti bahwa malam tersebut, banyak yang selamat dari hukuman dan siksa karena mereka melakukan ketaatan pada Allah (pada malam tersebut). Sungguh hal ini menunjukkan keutamaan luar biasa dari Lailatul Qadar.
4. Dosa setiap orang yang menghidupkan malam Lailatul Qadar akan diampuni oleh Allah.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari no. 1901)
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa yang dimaksud iimaanan (karena iman) adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi orang yang menghidupkan malam tersebut). Sedangkan ihtisaaban bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah), bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat riya. (Lihat Fathul Bari, 4: 251)
Dengan kemuliaan waktu itu marilah kita maksimalkan beramal. Diantara amalannya :
1. Sholat fardhu dan sunnah. Bagi yang haid niatkan dalam hati, kita tidak sholat untuk ketaatan kepada Allah. Karena sesungguhnya ibadah itu adalah menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi yang dilarangNya. Ketika kita ada udzur syari, kita tidak bisa sholat maka itulah ketaatan kepada Allah. Insyaallah pun kita bisa mendapatkan pahala yang besar.
2. Membaca Alquran. Bagi yang haid bisa melakukan amalan lain seperti zikir dll
3.Berzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (la ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah), dan zikir lainnya.
4. Memperbanyak istighfar.
5. Memperbanyak doa.
6. Membaca zikir ketika lailatul qadar
7. Berbakti dan berbuat maruf kepada Orang Tua dan/atau Suami
8. Memperbanyak Sadaqah dan Infaq.
9. Membaca Buku Islami
10. Berdakwah
11. Meninggalkan segala keburukan/maksiat.
e. Menunaikan zakat fitrah
Menunaikan zakat fitrah adalah kewajiban bagi setiap muslim yang mampu yakni mempunyai kelebihan makanan bagi dirinya dan yang diberi nafkah pada malam dan siang hari ied. Rasulullah ﷺ telah mewajibkan zakat fitrah yaitu sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perkataan dan perbuatan keji, dan sebagai makan bagi orang-orang miskin (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Maka berdasarkan hadits ini, zakat fitrah memiliki keutamaan yakni dapat membersihkan diri kita dari dosa dan perbuatan keji serta sebagai penyempurna dari puasa yang sudah di lakukannya selama sebulan penuh, karena dalam tabiatnya manusia sekalipun dalam keadaan berpuasa kadang kala kita masih berbuat hal-hal yang tidak dibenarkan oleh syara. Oleh karena itu, zakat fitrah ini datang sebagai pengganti dan penyempurna terhadap hal-hal yang masih kurang.
BACA JUGA: Setelah Berlalunya Ramadhan
Dalam hal ini Imam Waki Ibnu Al-Jarrah rahimahullahu taala pernah berkata, “Perumpamaan zakat fitrah ini terhadap bulan ramadhan seperti sujud sahwi terhadap ibadah shalat, yang mana dengan zakat fitrah ini akan menyempurnakan kekurangan yang terjadi ketika berpuasa sebagai mana halnya sujud sahwi menyempurnakan kekurangan yang terjadi dalam shalat”.
Kurang-lebih, begitulah cara agar menutup ramadhan dengan husnul khatimah. Wallahu alam. Semoga Allah memudahkan kita untuk beribadah kepadaNya dan menerima segala amal shalih kita. Serta kita semua bisa menjaga ketakwaan kita setelah ramadhan. Aamiin Allahumma Aamiin. []
HABIS
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.