RAMADHAN adalah bulan istimewa. Tentu menyambut kedatangannya pun harus tak boleh biasa-biasa saja. Di berbagai negara ada banyak tradisi menyambut bulan suci Ramadhan dan satu kesamaan dari berbagai tradisi itu adalah aneka makanan yang spesial.
Lalu bagaimana hukum mengkhususkan makanan di bulan Ramadhan, apakah termasuk dalam bid’ah?
BACA JUGA: Mengucapkan “Ramadhan Kareem” Itu Boleh
Kebiasaan sebagian orang dengan mengkhususkan bulan Ramadhan dengan makanan tertentu, seperti manisan atau yang lainnya, tidak masalah dan tidak masuk ke dalam ranah bid’ah. Makanan ini bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan pengkhususan tersebut, namun masuk pada kategori kebiasaan atau budaya.
Bid’ah itu adalah mendatangkan sesuatu yang baru dalam agama, berdasarkan sabda Nabi SAW yang artinya:
“Barang siapa yang mendatangkan yang baru dalam urusan (agama) kami ini apa yang tidak ada di dalamnya, maka tertolak”. (HR. Bukhori: 2697 dan Muslim: 1718)
Bid’ah idhofiyah sebagaimana ucapan Imam Syathibi ra:
Metode baru yang dibuat dalam agama, untuk menyaingi dalam syariat. Di mana perilakunya itu seperti berperilaku dalam agama.
Termasuk di dalamnya adalah berkomitmen dengan ibadah-ibadah tertentu, pada waktu-waktu tertentu, yang belum ada penentuannya di dalam syariat, seperti komitmen dengan puasa nisfu sya’ban dan qiyamul lail pada malam harinya.” (Al I’tisham: 1/51)
Adapun komitmen dengan kebiasaan tertentu, pada waktu tertentu, maka tidak masuk dalam kategori bid’ah.
Dan di dalam Shahih Bukhori: 5403 dari Sahl bin Sa’d berkata:
“Sungguh kami berbahagia pada hari Juma’t, kami mempunyai orang tua yang mengambil tunas as Silq (tanaman sejenis umbi), yang diletakkan dibejana miliknya, lalu dicampur dengan beberapa biji gandum, jika kami telah melaksanakan shalat kami mencicipinya seraya ia dekatkan kepada kami, dan kami selalu bahagia pada hari Jum’at karena hal itu dan apa yang kami makan, dan kami tidak tidur qailulah kecuali setelah shalat Jum’at, demi Allah tidak ada lemak.”
BACA JUGA: Sya’ban Mengagungkan Niat, Ramadhan Memetik Keberkahan
Di dalam hadits ini bahwa sahabiyah membuat makanan ini khusus pada hari Jum’at, dan para sahabat Nabi SAW menunggu-nunggu hari Jum’at dan berbahagia karenanya, untuk mendapatkan makanan tersebut darinya.
Jadi tak ada bedanya antara apa yang dibuat pada bulan Ramadhan dan apa yang biasa dilakukan oleh para sahabat Nabi SAW pada hari Jum’at. []
SUMBER: ISLAMQA