DICERITAKAN bahwa Abu Hurairah pernah diminta mewakili Marwan bin Hakam saat ia di Dzulhalaifah.
Ibundanya saat itu tidak satu rumah dengannya. Jika akan keluar ia berdiri di depan pintu rumah ibunya lalu ia berkata,
“Assalamualamualaiki, wahai ibuku, warahmatullahi wa barakatuh.“
BACA JUGA: Mama, Boleh Aku Minta Ibu Baru? bagian 1
Ibunya lalu menjawab, “Wa alaika, wahai anakku, warahmatullahi wabarakatuh.“
Lalu Marwan membalas berkata, “Allah merahmatimu sebagaimana engkau berbakti kepadaku di saat dewasa.” Jika hendak masuk ia pun melakukan demikian. (Hadist dari Abu Murrah ditulis oleh Imam Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad)
Riwayat ini mengajarkan kita untuk selalu menyapa dan mendoakan orang tua kita walau kita sudah tidak serumah lagi dengannya. Karena dalam tubuh kita, ada darah dagingnya yang mengalir deras lewat air susu yang kita hisap melalui putingnya saat kita merah tidak berdaya.
Dan dalam keshalihan dan kecerdasan kita adalah buah dari pendidikannya, yang tidak pernah mengenal lelah.
Jika memang memungkinkan dan jarak rumah kita tidak terjauh dengan ibunda, cobalah mampir kerumahnya. Kemudian mengucapkan salam, mendoakannya dan mengkecup tangannya sebelum kita pergi ke kantor atau sebelum kita membuka toko.
Dengan demikian pekerjaan kitapun akan bertambah berkah, dan perdagangan kita pun bisa saja menjadi laris karena buah dari doa dan ridha darinya.
Nabi SAW bersabda, “Orang tua adalah pintu syurga yang paling tengah, jika kamu berkehendak kamu boleh menyia-nyiakan pintu itu atau menjaganya.” (Hr Ibnu Majah dari Abu Darda)
Kita yang sedang diuji mengurus orang tua yang sedang sakit, sebenarnya Allah telah memberikan kita kesempatan untuk menjaga pintu syurga. Karenanya mencium tangannya adalah mengecup pintu syurga, menyapanya adalah adalah sama saja kita tengah membuka pintu syurga yang mana di dalamnya ada tempat yang seluas langit dan bumi.
BACA JUGA: Berkarir di Rumah Seperti Ibu Imam Syafi’i
Saya pernah di ceritakan oleh seorang teman, bahwa saudaranya memilki toko perhiasan dan sebelum ia membuka tokonya ia selalu datang ke rumah ibunya. Mencium tangannya lalu ia berkata, “Doakan saya ya mak…“ Dengan begitu usahanya pun sampai sekarang dalam keberkahan dan bertambah maju.
Jangan remahkan meminta izin ibu sebelum kita pergi, dan jangan anggap kecil doanya. Karena kita hari ini adalah berkat doa dan munajatnya di setiap sujud dimana itu adalah posisi terdekat hamba dengan Rabbnya. []
Faisal Kunhi
Imam Masjid Sirothol Mustaqim, Ansan Korea Selatan
Gontor,
S1 UIN Syarif Hidatatullah Jakarta, S2: Institut Ilmu AlQuran
*#Share berkahnya ilmu*
*#Join channel Telegram:*
https://t.me/joinchat/AAAAAERt3deogV8PX4M0Qg untuk mendapatkan tulisan saya setiap hari