BAK hilang kemarau setahun oleh hujan sehari. Satu kesalahan akan selalu diingat meski itu ada di dalam himpunan kebaikan, bahkan ribuan sekalipun akan terhapus. Begitulah peribahasa yang menyiratkan, persis dengan kebaikan setahun, hilang oleh kekhilafan sesaat.
Lantas, bagaimana jika itu mengarah pada satu ayat Quran dan satu orang manusia? Ada sekian banyak ayat berupa kabar gembira dan peringatan dalam Quran, adakah satu ayat yang tidak kita hiraukan, atau mungkin ingkari?
Ayat familiar umpanya; tentang khamr, zina, perjudian, atau sifat kikir mungkin sudah mampu kita amalkan untuk ditinggalkan, sementara ada ayat tentang bagaimana Allah menyuruh untuk bersabar, sementara kita seringnya lupa pada janji-Nya, banyak mengandalkan logika dan putus asa saat ditempa ujian. Nah, begitulah kira-kira.
“Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan,” (Al-Insyirah: 5 – 6).
Allah SWT menciptakan 2 solusi dari 1 masalah, perbandingan yang sangat mudah untuk kita hitung-hitung tapi juga mudahnya untuk dilupakan.
Adakalanya akal dan logika yang terbatas dan lemah itu ada di posisi puncak, sedang iman ada di dasar. Begitu jika kuasa dan janji Allah kita tepikan. Analoginya begini, sebanyak pohon besar di tepi jalan dan pekarangan rumah, seluas hamparan padi di sawah untuk dialiri air, dan setinggi atap-atap rumah untuk dibersihkan. Manusia bisa saja untuk mengerahkan orang satu kampung menyirami dan membersihkan semuanya tapi memakan waktu yang tidak sedikit. Beda dengan perspektif Allah dan kuasaNya—bagiNya mudah—cukup Ia datangkan hujan, dengan sekali turun, hujan membersihkan genteng-genteng rumah, dan membuat segala jenis tanaman tersirami dan tumbuh.
Jangan pula kita merasa aman dan cukup dengan suruhan shalat, puasa, zakat, dan haji sementara ada suruhan Allah lainnya yang justru kita lalaikan atau mungkin ingkari. Sebab, pengikaran terhadap salah satu ayatnya akan berhampiran pada kekufuran.
“Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab dan ingkar pada sebagian lainnya? Maka tidak ada balasan yang pantas bagi orang yang berbuat demikian dari padamu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat,” (QS. Al Baqarah: 85).
Di masa ini, banyaknya sudah lembaga baca Quran, lembaga penghafal Quran, metode-metode belajar Quran, gerakan membaca Quran, sampai banyaknya orang yang mendemo pada satu kepala daerah yang menghina Quran. Tapi Quran tidak cukup sebatas itu, tirulah Rasulullah dan sahabat pada masanya untuk mengamalkan kalimat-kalimat Al Quran dan beriman padaNya.
Benar adanya, jika Ibnu Mas’ud pernah berujar: “Kami merasa kesulitan menghafal al Quran, namun kami mudah menjalankan isinya. Sedangkan orang setelah kami merasakan mudah menghafal kalimat-kalimat al Quran, namun merasa kesulitan menjalankan isinya.”
Mari lihat yang lalu, soal kepala daerah yang menghina Quran. Bukankah umat ini begitu sangat marah hanya gara-gara satu ayat yang dihina. Lalu, apa kabar diri ini? Sudah seberapa banyak ayat yang sudah diamalkan? Atau mungkin ada banyak ayat yang justru dilalaikan? Coba tanyakan ke hati! []