ADA yang menyesal setelah menikah?
Menikah bukan sesuatu yang dijalani cuma sementara waktu. Tapi proses belajar yang puanjaaaannggg. Saya kan baru dua tahun, nggak perlu sok ngajari.
Eitt, bukan ngajari juga sih, kita berbagi pengalaman aja. Laki-laki dan perempuan sudah beda dari sananya. Di segala hal. Bentuk, rupa, sifat, cara berpikir, cara menanggapi, cara bertindak.
Saya juga pernah kaget pas awal-awal menikah.
“Oh, laki-laki tuh begini, ya?”
“Ish, nggak peka banget!”
“Gimana sih nih orang?”
Tapi cuma dalam hati. Dan itu ke suami. Merasa durhaka? Iya. Wong sudah mbatin yang enggak-enggak.
Berat bukan main menyeimbangkan waktu antara karir dan rumah tangga. Solusinya apa? Buka buku, perbanyak bacaan, jangan lupa introspeksi.
Pernah merasa sebel terus menerus karena perbedaan-perbedaan. Tapi mamas nggak pernah komplain tentang apa pun. Sekali pun enggak. Aku? Komplaaiiinnnn terus.
Dari sini siapa yang masalah? Pasti kita yang hatinya selalu merasa paling benar, paling iyes, paling oke.
Sampai saat itu …
“Adek jangan dzolim sama diri sendiri, ya. Kita belajar bareng-bareng. Mamas banyak salah dan mohon maaf. Mamas juga masih belajar jadi pemimpin yang baik.”
Mamas sama sekali nggak merasa terdzolimi. Malah baginya aku yang dzolim sama diri sendiri. Ampun dah.
Dari situ saya mulai mengosongkan isi kepala dan hati, biar lapang dan lebih luas. Buka buku dan kitab-kitab tentang pernikahan. Baca Al-Qur’an tafsir tak lama-lamain. Aslinya waktu itu malas banget. Tapi ada hasil dari pemaksaan tersebut.
Setelah bab nikah, saya buka beberapa buku dan kitab terkait tazkiyatun nafs, ibadah, pokoknya tentang hati banget. Karena saya pikir menikah bukan cuma urusan ibadah secara fisik, tapi hati juga perlu berkontribusi.
Hasilnya?
Kami bisa saling mengalah.
Melengkapi.
Merasa kurang tanpa satu sama lain.
Cinta perlu dibangun berulang kali. Nggak selalu pakai kata-kata. Bisa dengan perhatian, sentuhan, masakan.
Jadi, jangan lagi menyesal karena menikah.
Menikah memang butuh rencana matang.
Tapi …
Apa yang terjadi dalam pernikahan tak selalu sesuai dengan perencanaan.
Untuk menghadapi dan menikmati pernikahan, siapkanlah hati dan pikiran yang matang. InsyaAllah barokah.
Gimana?
Semoga segera dipertemukan dengan jodoh, ya. Aamiin. []