SAHABAT mulia Islampos, banyak konflik rumah tangga berujung perceraian. Tak terhitung pula banyaknya perceraian yang terjadi, bahkan di kalangan keluarga muslim. Mengapa perceraian bisa terjadi? Dan, bagaimana seorang muslim mneyikapi perceraian?
Meskipun benar bahwa tidak ada yang menikah hanya untuk bercerai, kadang-kadang, cerai justru jadi satu-satunya hal yang perlu dilakukan dalam pernikahan ketika di dalamnya telah kehilangan Allah. sebagai tujuan utamanya.
Umm Asyah menjelaskan hal tersebut di laman About Islam. Perkawinan dalam Islam adalah ikatan yang sangat dilindungi karena merupakan struktur di mana sebuah keluarga Muslim dibangun. Itu adalah salah satu hadiah terbesar Allah bagi kita dalam hidup ini.
Namun, jika dalam pernikahan yang sama, iman kita tidak terpelihara karena perbedaan besar di antara pasangan, maka kita harus berhenti sejenak dan merenungkan apakah itu membawa kita ke surga atau neraka. Pastinya, hanya boleh ada satu tujuan.
BACA JUGA: Perlu Diketahui, 4 Alasan Allah SWT Benci Perceraian
Mengapa terjadi perceraian?
Kasus ini sangat jelas dengan mereka yang memilih menikah dengan seseorang yang memiliki ras, kebangsaan, atau budaya yang berbeda selain dari mereka sendiri. Padahal dalam Islam, fakta bahwa kita semua sama-sama bersyahadat, berarti kita tidak lagi berbeda kecuali dalam derajat kebenaran. Dan Allah tahu yang terbaik.
Selain perbedaan pasangan, alasan lainnya adalah jika itu adalah pernikahan poligami. Seperti yang sangat ideal di masa lalu dan di masa Nabi Muhammad ﷺ, tidak lagi sama di masa sekarang.
Meskipun bagi sebagian orang masih berhasil karena Taqwa atau kesadarannya yang sangat besar kepada Allah, ada begitu banyak faktor lain yang sangat mempengaruhi ikatan pernikahan yang membuatnya begitu sulit untuk dipertahankan dan dipertahankan dalam kehidupan saat ini.
Perceraian bagi banyak orang saat ini bukan lagi sesuatu yang ditakuti, meskipun tidak dianjurkan dalam Islam, ada kasus-kasus sah di mana itu adalah satu-satunya pilihan terbaik untuk diambil. Salah satunya jika tidak lagi pengabdian kepada Allah dalam pernikahan tersebut, apalagi ridha-Nya. Ingat, kita hanya menikah untuk tujuan utama yaitu ridho Allah tersebut, dan yang lainnya hanya sekunder.
Dalam perkawinan, jika rasa hormat sudah tidak ada lagi, jika hanya menimbulkan rasa sakit dan kerugian baik bagi suami maupun istri, juga yang menimpa anak-anak mereka, dan tidak dapat diselesaikan lagi, maka perceraianlah yang paling optimal.
Kesuksesan suatu pernikahan adalah pertama karena dukungan dari Allah, kedua, dengan memenuhi hak masing-masing pasangan. Namun, pada yang terakhir itu, kita lebih sering gagal.
Mengenai kesabaran dalam hampir semua yang kita lakukan sebagai muslim, begitu juga dengan pernikahan, kesabaran juga ada batasnya. Adalah fakta bahwa dengan bersabar kita bisa sampai ke surga. Jangan lupakan juga fakta bahwa kita hanya harus bersabar melalui mereka yang membuat kita waras dan yang masih menjaga agama kita tetap utuh.
Jika kita tetap bersabar tetapi melakukan dosa seperti menggunjing pasangan kita, terus membenci, terus menyalahkan, mengucapkan kata-kata kasar, dan lain-lain. Maka kesabaran dalam pengertian itu tidak ada manfaatnya sama sekali. Kita hanya akan berada dalam pernikahan yang melayani ego semata.
Ketika pernikahan berjalan tidak baik
Berada dalam pernikahan yang merusak hanya karena anak-anak juga tidak masuk akal. Sebagai orang tua, kita mendidik generasi penerus muslim. Bagaimana mungkin anak-anak kita percaya bahwa Islam adalah agama perdamaian dan kebaikan, jika dalam pernikahan kita sendiri, di rumah kita sendiri, itu tidak ada?
Bagaimana jadinya anak-anak ini sebagai orang dewasa muslim jika dibesarkan dalam rumah tangga dengan kedua orang tuanya saling membenci dan menyakiti?
Mudah untuk mengatakan bahwa kita mengetahui apa agama kita, mudah untuk mengatakan bahwa kita mengenal Islam, tetapi kadang-kadang di rumah Muslim kita sendiri kita lupa untuk menjalaninya terlebih dahulu. Dan Allah tahu yang terbaik.
Allah menghalalkan perceraian juga dengan batasan-batasannya. Segala sesuatu dalam Islam diatur oleh hukum Allah.
BACA JUGA: Ketentuan Perceraian dalam Syariat Islam
Bagaimana ketika perceraian tak terhindarkan lagi?
Kita tidak boleh merasa buruk atau sedih jika segala sesuatunya tidak berakhir dengan baik dalam pernikahan yang berujung pada perceraian.
Kita mungkin telah merencanakan seluruh hidup kita untuk menjadi baik dengan pasangan kita dalam pernikahan kita, namun jangan lupa bahwa sementara kita merencanakan apa yang kita inginkan dalam hidup ini, Allah memiliki rencana terbaik untuk kita semua dan hanya rencana-Nya yang menimpa.
Semoga Allah memudahkan segalanya untuk semua keluarga Muslim.
Semoga Dia melindungi dan mendukung suami dan istri Muslim untuk menjaga pernikahan mereka hanya demi Dia. Menghormati dan memenuhi hak masing-masing pasangan.
Dan semoga Allah memudahkan perceraian bagi mereka yang telah mencapai batasnya.
Semoga Allah melindungi anak-anak, generasi Muslim berikutnya yang telah Dia percayakan kepada kita, agar mereka dapat dibesarkan dengan memegang ajaran kebenaran sebagaimana yang diajarkan dalam Islam.
Semoga kita semua mati sebagai Muslim dalam penyerahan diri kepada Allah. []
SUMBER: ABOUT ISLAM