SHALAWAT nariyah merupakan salah satu shalawat yang sering diamalkan oleh kebanyakan kaum muslimin. Mereka meyakini bahwa membaca shalawat ini adalah salah satu langkah mengingat Rasulullah ﷺ dan mengagungkannya. Maksudnya, mereka yang mencintai Rasul tentu akan selalu mengingatnya. Dan salah satu jalan yang ditempuh ialah dengan membaca shalawat nariyah.
Ada sebagian orang yang berpandangan bahwa shalawat nariyah itu syirik atau menyukutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mengapa? Dalam KonsultasiSyariah.com dijelaskan bahwa kata-kata dalam shalawat nariyah itu lebih mengedepankan Rasul sebagai orang yang mampu menyelesaikan segala permasalahan manusia. Hal ini tertera dalam lafadz:
BACA JUGA: Keutamaan Shalawat; Bacaan Paling Afdhal dan Waktu Utama Bershalawat
تـُــنْحَلُ بِهِ العُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الحَوَائِجُ وَ تُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ
Rincian:
(تنحل به العقد) Segala ikatan dan kesulitan bisa lepas karena Nabi Muhammad ﷺ.
(وتنفرج به الكرب) Segala bencana bisa tersingkap dengan adanya Nabi Muhammad ﷺ.
(وتقضى به الحوائج) Segala kebutuhan bisa terkabulkan karena Nabi Muhammad ﷺ.
(وتنال به الرغائب) Segala keinginan bisa didapatkan dengan adanya Nabi Muhammad ﷺ.
Empat kalimat di atas merupakan pujian yang ditujukan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Jika kita perhatikan, empat kemampuan di atas merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh Allah SWT dan tidak dimiliki oleh makhluk-Nya siapa pun orangnya. Karena yang bisa menghilangkan kesulitan, menghilangkan bencana, memenuhi kebutuhan, dan mengabulkan keinginan serta doa, hanyalah Allah. Seorang Nabi atau bahkan para malaikat sekali pun, tidak memiliki kemampuan dalam hal ini.
Jika kita melihat sejarahnya, dikemukakan dari berbagai sumber, salah satunya kami mengutip dari doawiridamalan bahwa shalawat nariyah adalah sebuah shalawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada zaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan.
Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal shalih dan akhlakul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut shalawat dan syekh nariyah adalah salah satu penyusun shalawat nabi yang disebut shalawat nariyah.
Suatu malam syekh nariyah membaca shalawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti Syekh Nariyah. Namun nabi mengatakan tidak bisa karena Syekh Nariyah sudah minta terlebih dahulu.
Mengapa sahabat itu ditolak nabi dan justru Syekh Nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan olehnya yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad pada hakikatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabi-Nya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
Jadi nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bershalawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/ shalawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? Untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bershalawat kepada Nabi ﷺ karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bershalawat. Wallahu ‘alam.
Maka, dapat kita amati bahwa dalam hal ini, pembacaan shalawat nariyah ini mengandung kontroversi. Ada pendapat yang menyatakan bahwa shalawat nariyah itu bisa dibaca. Mereka melihat dari sejarah dan analisis.
Dalam blogkhususdoa dijelaskan bahwa kata ganti “BIHI” masih ada ruang penafsiran tergantung niat orang yang mengucapkannya. Jika ia benar-benar meyakini dan bermaksud Rasulullah-lah yang menguraikan kesulitan, menghilangkan segala kesedihan, memenuhi segala kebutuhan, maka tentu orang itu telah tergelincir dalam kesesatan dan kemusyrikan.
BACA JUGA: Bolehkah Membaca Shalawat Demi Mengharap Dunia? Ini Kata Buya Yahya
Namun seandainya yang dimaksud adalah bahwa melalui Muhammad ﷺ kita mengenal agama ini, lalu dari situ kita jadi memahami agama ini, meyakini tentang Allah dan segala sifat dan kekuasaan-Nya maka dari situlah segala kesulitan kita menjadi terurai, segala kesedihan kita menjadi sirna, dan segala keinginan kita dikabulkan oleh Allah, maka hal ini adalah akidah yang benar. Inilah mungkin yang dimaksud dengan perkataan ALLADZI TANHALLU BIHIL ‘UQOD (terurai melaluimu segala ikatan), TANFARIJU BIHIL KUROB (dilepaskan/ dihilangkan melalui mu segala kesedihan) dan seterusnya.
Jadi, mana pendapat yang benar, yang membolehkan atau tidak? Semua tergantung dari pemahaman dan keyakinan dari setiap orang. Pilihan kembali pada dirinya sendiri. Meski begitu, jika shalawat ini mengandung kontroversi sehingga membuat ragu dalam mengamalkannya, lebih baik tinggalkan. Sebab, segala sesuatu yang meragukan lebih baik ditinggalkan. Masih banyak jenis shalawat lain yang lebih baik dan tidak mengandung kontroversi. Wallahu ‘alam. []