Oleh: Wardah Abeedah
Forum Ustadzah dan Muballighah
SEMBILAN Dzulhijjah adalah tanggal istimewa bagi setiap muslim. Begitu banyak keutamaan yang Allah limpahkan pada tanggal tersebut, di hari Arafah. Allah mengijabah doa-doa di hari Arafah, juga membebaskan banyak mahluknya dari api neraka.
Rasulullah SAW bersabda,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi no. 3585)
Sang Khoirul Bariyyah juga bersabda,
مَا مِنْ يَـوْمٍ أَكْثَرٌ مِنْ اَنْ يَعْـتَقِ اللهَ فِيْهِ عَبْـدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَـرَفَةٍ
“Tiada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hamba-hamba-Nya dari neraka (melebihi) hari Arafah.” (HR. Muslim dari Aisyah RA).
BACA JUGA: Puasa Arafah Hapuskan Dosa Setahun, Benarkah?
Hari Arafah adalah al watr (ganjil) yang Allah bersumpah dengannya sedangkan hari Idul Adha (hari Nahr) disebut asy syaf’u (penggenap). Inilah yang disebutkan dalam ayat,
وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ
“dan (demi) yang genap dan yang ganjil” (QS. Al Fajr: 3)
Dengan berbagai keutamaan ini, betapa rugi jika kita tak berupaya meraih keberkahannya. Rasulullah SAW beserta para sahabatnya melalui hari-hari Arafah dengan memperbanyak ketaatan. Diantara amalan sunnah yang beliau dan sahabatnya contohkan dan anjurkan adalah sebagai berikut :
Pertama, puasa Arafah. Beliau SAW bersabda,
“Tidak ada satu hari yang lebih banyak Allah memerdekakan hamba dari neraka pada hari itu daripada hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah mendekat, kemudian Dia membanggakan mereka (para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah) kepada para malaikat. Dia berfirman, ‘Apa yang dikehendaki oleh mereka ini?” (HR. Muslim, no. 1348; dan lainnya dari ‘Aisyah).
Kedua, memperbanyak takbir.
Imam Bukhari menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah –Radhiallahu ‘Anhum keluar ke pasar pada hari-hari sepuluh (sepuluh hari pertama) dalam bulan Dzulhijjah seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orang pun mengikuti takbirnya.
Takbir yang dilakukan pada hari Arafah adalah takbir mutlak yang bisa dilakukan kapan saja sepanjang tanggal satu hingga 10 Dzulhijjah, atau takbir muqayyad yang dilantunkan setiap bakda shalat fardhu semenjak hari Arafah hingga hari-hari Tasyrik.
Ketiga, memperbanyak doa sebagaimana hadits yang telah disebutkan di atas.
Selain berdoa agar diampuni dan dibebaskan dari api neraka, patutlah kita mendoakan saudara-saudara se aqidah yang masih terdzalimi di Rohingya, Palestina, Suriah, dan negeri muslim lainnya. Pun jangan lupa doakan negeri kita yang sedang dilanda bencana dan diliputi berbagai problematika.
BACA JUGA: Puasa Arafah, Apa Saja Keutamaannya?
Selain melaksanakan amalan Sunnah diatas, mari menghayati nasihat Rasul pada Khutbah al Wada’ di Hari Arafah. Ketika turun ayat tentang kesempurnaan dien kita, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (al Maidah 3)
Saat itu, Rasulullah mewasiatkan empat hal bagi umatnya, diantaranya sabda beliau SAW,
“Hai kaum muslimin, camkan baik-baik apa yang kukatakan. Hal itu telah aku sampaikan! Kutinggalkan bagi kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh padanya. Kalian tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya!”(Sirah Ibnu Hisyam, juz 2, hal. 603)
Turunnya ayat 3 surat Al MAidah diatas menjelaskan bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Terkait ayat ini, Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya, “Artinya, terimalah oleh kalian dengan rela Islam sebagai agama kalian, karena sesungguhnya Islam adalah agama yang disukai dan diridai Allah, dan Dia telah mengutus rasul yang paling utama dan terhormat sebagai pembawanya, dan menurunkan Kitab-Nya yang paling mulia dengan melaluinya.”
Wasiat Rasulullah untuk berpegang teguh kepada kitabullah semakin mengokohkan ayat di atas. Bahwa jika kita meninggalkan agama yang sempurna dan diridhai Allah ini, maka kita akan tersesat, akan terpuruk. Bangkit dan rusaknya umat Muhammad tergantung sejauh mana mereka berpegang teguh pada agamanya, ditentukan sejauh mana kekuatan dalam terikat pada syariatnya.
BACA JUGA: Arafah, Hari Pembebasan Neraka
Jika kaum muslimin hanya mengambil Islam, dan menerapkannya dengan totalitas, maka Allah akan ridha, kaum muslimin akan diliputi keberkahan dan raih kejayaan. Sebagaimana pada masa Rasulullah, khulafaur Rasyidin dan khulafa’ sesudahnya yang berhasil menerapkan peradaban gemilang selama 13 abad . Sebaliknya jika ia mengambil selain Islam, menerapkan hokum selain hokum Allah, maka akan menjatuhkan umat ISlam pada kebinasaan sebagaimana hari ini. Ketika jumlah kaum muslimin banyak, namun dijajah secara fisik, ekonomi dan politik oleh kafir Barat.
Dengan demikian, meraih keberkahan hari Arafah tak cukup dengan memperbanyak amalan Sunnah semata. Namun selayaknya kita kembali berpegang teguh pada dien kita yang sempurna. Allahu a’lam bis shawab. []