MERAIH kasih ilahi dengan saling mengasihi, Lima kisah nikmatnya rahmat Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT memiliki 100 rahmat. Dari 100 Rahmat itu Allah SWT menurunkan satu rahmat, yang dengan rahmat itu semua makhluk saling menyayangi di antara sesamanya. Sementara 99 rahmat lainnya masih disimpan untuk diberikan pada hari kiamat.” (HR Salman RA, Muslim)
Maksud dari jumlah rahmat Allah SWT sebanyak 100 adalah untuk menunjukkan betapa banyaknya rahmat Allah SWT itu, bukan berarti jumlahnya hanya terbatas 100. Karena pada kenyataannya jumlah rahmat Allah SWT yang diberikan kepada hamba-hambanya tidak terbatas.
Meraih Kasih Ilahi dengan Saling Mengasihi, Kisah: Yahya Ibnu Muaz Al-Razi
Yahya Ibnu Muaz Al-Razi mengatakan, “Ya Tuhanku, engkau telah menurunkan satu rahmat kepada kami dan engkau telah memuliakan kami dengan rahmat tersebut. Rahmat itu adalah Islam. Jika engkau menurunkan 100, maka bagaimana mungkin kami tidak mengharapkan ampunan-Mu.”
Lebih lanjut ia berkata, “Ya Tuhanku, jika pahalamu hanya diperuntukkan bagi hamba-hamba yang taat dan rahmatmu diberikan bagi para pendosa, maka meskipun saya tidak termasuk orang yang taat, saya tetap mengharapkan rahmat-Mu. Dan sebagai orang yang sering berbuat dosa maka saya mengharapkan rahmat-Mu.”
Lebih lanjut ia berkata, “Ya Tuhanku, engkau telah menciptakan surga dan menjadikannya sebagai hidangan. Sementara orang-orang kafir telah berputus asa dari mendapatkan surga. Di sisi lain, engkau telah menyumpah para malaikat mu agar mereka tidak menginginkan surga dan engkau sendiri tidak butuh surga. Jika engkau tidak memberikan surga kepada kami, maka untuk siapa lagi Surga itu diberikan?”
BACA JUGA:Â Besarnya Rahmat Allah bagi Seluruh Makhluk Baru 1%
Meraih Kasih Ilahi dengan Saling Mengasihi, Kisah: Ibnu Mas’ud RA
Ibnu Mas’ud RA berkata, “Ada empat ayat dari surah An-nisa yang bagi kaum muslim lebih baik daripada dunia dan sekitarnya. Berikut ke-4 ayat tersebut.
Pertama, firman Allah SWT, “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendakinya. Siapa yang mempersekutukan Allah SWT, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS: An-Nisa: 48)
Kedua, firman Allah SWT, “Dan kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah SWT. Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah SWT dan rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah SWT maha penerima taubat lagi maha penyayang.” (QS: An-Nisa: 64)
Ketiga, firman Allah SWT, “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang kamu dilarang mengerjakannya, niscaya kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa yang kecil) dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS: An-Nisa: 31)
Keempat, firman Allah SWT, “Siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah SWT, niscaya ia mendapati Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS: An-Nisa: 110)
BACA JUGA:Â Kamu Harus Tahu, Inilah 6 Perkara yang Membatalkan Ibadah Seorang Muslim
Meraih Kasih Ilahi dengan Saling Mengasihi, Kisah: Yahya Ibnu Muaz
Yahya Ibnu Muaz berucap, “Pemberian pemberian yang paling berkesan dihatiku adalah pengharapan kepada-Mu. Perkataan yang paling manis diucapkan lidahku adalah memuji_Mu. Dan saat yang paling kunantikan adalah saat berjumpa dengan-Mu.”
Ketahuilah amalan yang didasarkan pada rasa harap lebih utama daripada amalan yang didasarkan pada rasa takut. Karena hamba-hamba yang paling dekat dengan Allah SWT adalah hamba yang paling mencintainya. Sementara rasa cinta itu timbul dari harapan. Harapan yang baik dapat menjadikan seseorang dekat dan cinta, sedangkan rasa takut menyebabkan seseorang lari. Pengertian seperti inilah yang diisyaratkan melalui sabda Rasulullah SAW, “Janganlah salah seorang diantara kalian meninggal kecuali dengan berprasangka baik kepada Allah SWT.”
BACA JUGA:Â Rahmat Allah di Bulan Ramadhan Lebih Berharga dari Perhiasan Dunia
Meraih Kasih Ilahi dengan Saling Mengasihi, Kisah: Ibnu Syam’un
Ibnu Syam’un berkata, “Sesungguhnya Allah SWT berfirman, ‘Hai hambaku, janganlah putus asa dari Rahmatku. Jika kamu disifati sebagai orang yang uzur, maka aku terkenal sebagai zat yang pemurah. Jika kamu memiliki kekeliruan, maka aku memiliki pemberian. Jika kamu orang yang kejam, maka aku adalah zat yang menyempurnakan pemberian.
Jika kamu memiliki kesalahan, maka aku memiliki pintu taubat. Jika kamu orang yang lalai, maka Aku adalah zat yang mempunyai rahmat. Jika kamu orang yang lupa, maka aku adalah zat yang memiliki maaf. Jika kamu adalah orang yang bertobat, maka aku adalah dzat yang mengabulkan permohonan.”
Dalam syair disebutkan:
Dosa-dosaku sangat banyak
Hingga tak kuasa menanggung nya
Sementara ampunanmu Wahai Tuhanku adalah sangat agung dan besar
Engkau telah meluaskan Rahmat darimu di sana
Dan Sesungguhnya Aku adalah orang yang benar-benar membutuhkan rahmat-mu
Meraih Kasih Ilahi dengan Saling Mengasihi, Kisah: Abu Sahl
Dalam satu riwayat disebutkan, ada seseorang yang memimpikan Abu Sahl. Dalam mimpi itu, iya tampak dalam keadaan yang sangat baik. Lalu ia ditanya, “Dengan amalan apa kamu dapat meraih keadaan seperti ini?”ia menjawab, “Dengan prasangka baik kepada Tuhanku. Dengan prasangka baikku kepada Tuhanku.”
Ketahuilah, setiap hamba yang mengharapkan rahmat Allah SWT, maka harapan itu harus disertai dengan amalan yang banyak. Sebagaimana hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT, “Siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal sholeh.” (QS Al-Kahfi: 110) []
Sumber : Buku: Nasihat Langit untuk Maslahat di Bumi, Oleh: Syekh Abdul Hamid Al-Anquri (Ulama Abad ke-8)