Oleh: Fitriana
Guru, Tinggal di Depok
emakpeduligenerasi@gmail.com
KETIKA kita berhasil meraih sesuatu yang dinginkan, maka hadirlah perasaan bahagia, senang dan gembira. Tentunya, kita menginginkan hari-hari dalam kehidupan ini senantiasa berisi kebahagiaan meskipun pada faktanya keadaan ini tidak selalu kita miliki.
Bahagia, adalah satu kata yang pasti setiap orang menginginkan keadaan ini. Kebahagiaan itu merupakan suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens.
Arti bahagia bagi setiap orang tak akan selalu sama, karena kebahagiaan sering dipersepsikan sebagai ketercapaian atas sesuatu yang diinginkan, kesuksesan atau kesempurnaan. Sesungguhnya tidak ada kesempurnaan yang membuat bahagia, tapi kebahagiaan membuat hidup terasa sempurna. Setiap harapan dan kenyataan sebenarnya bisa membuat kita bahagia karena diri kitalah yang bisa menentukan, menjadi sumber dan merasakan kebahagiaan itu.
BACA JUGA:Â Paling Bahagia
Bahagia bisa dimaknai sebagai menyatukan berbagai perasaan positif hingga menumbuhkan ketenteraman jiwa dan ketenangan hati, serta menciptakan kebermaknaan hidup. Itulah kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati bukan sekadar mengejar mimpi dan harapan, tapi memiliki mimpi dan harapan yang mampu membuat kita termotivasi dan terinspirasi untuk bahagia. Meskipun arti dan standar kebahagiaan setiap orang berbeda-beda dan bersifat relatif, namun kebahagiaan sejati akan bisa dirasakan oleh setiap orang apabila kebahagiaan sejati disandarkan kepada Sang Pembuat Hidup yaitu Allah SWT.
Pastinya, banyak orang menginginkan kebahagiaan sejati, tapi hidupnya tidak digunakan untuk menapaki jalan menuju ke sana. Alih-alih seseorang akan mendapatkan kebahagiaan sejati, yang terjadi malah semakin jauh dari jalan menuju kebahagiaan sejati tersebut.
Tentunya, sangat penting bagi seseorang untuk mengetahui bagaimana cara meraih kebahagiaan yang hakiki, kebahagian sejati yang bisa dihadirkan setiap waktu dalam seluruh kondisi. Sehingga kebahagiaan sejati ini tidak menjadi dominasi orang-orang kaya saja, tapi juga bisa dimiliki oleh mereka yang tidak mampu. Tidak pula menjadi dominasi bagi orang-orang yang memiliki strata atau jabatan yang tinggi, tapi juga bisa dirasakan oleh semua orang dari seluruh kalangan.
Ketika semua orang meletakkan kebahagiaan hakikinya pada pandangan, fokus dan sandaran yang sama, niscaya kebahagiaan sejati dapat diraih, karena seluruh kebahagiaan hidupnya diarahkan untuk menggapai ridha Allah SWT. Inilah yang harus kita pahami terlebih dahulu supaya kita bisa benar-benar bisa merasakan kebahagiaan sejati. Puncak dari seluruh kebahagiaan ketika kita memperoleh keridhaan dari Allah SWT.
Dengan memahami makna kebahagiaan yang hakiki, maka kita akan bisa memahami secara utuh bagaimana cara meraih kebahagiaan sejati, yaitu dengan menyelaraskan seluruh amal perbuatan sesuai dengan apa-apa yang sudah ada dalam pedoman hidup kita.
Pada titik atau fase di mana pun dan kapan pun, kita mulai menyadari bahwa kita layak untuk meraih kebahagiaan sejati, maka bersegeralah untuk menggapainya. Jangan menunda segala sesuatu yang bisa menghantarkan kepada kebahagiaan sejati. Musuh terbesar dalam meraih kebahagiaan sejati karena terlalu banyak menunda-nunda dan terlalu banyak alasan untuk melakukan hal-hal yang bisa membuat bahagia.
Kebahagiaan sejati harus dicari dan diperjuangkan, sehingga kita bisa menikmatinya dalam kehidupan ini.
Perumpamaan seseorang yang menanam bunga untuk menarik lebah kemudian menghasilkan madu yang bermanfaat. Orang tersebut harus bersusah payah dulu menanam pohon yang bisa menghasilkan bunga yang bisa mendatangkan lebah. Hikmah yang bisa diambil untuk bisa memperoleh kebahagiaan ada hal-hal yang harus dilakukan dan ini adalah suatu keniscayaan.
Maka, bersegeralah menggapai kebahagiaan sejati, menata diri menjadi lebih baik. Tidak jadi masalah kita memiliki latar belakang suram karena itu masa lalu. Satu hal yang pasti kita yakini dan percayai bahwa kebahagiaan sejati layak kita miliki. Senantiasa menghadirkan pikiran dan perasaan positif akan membuat hidup dan langkah kita semakin jernih dan mantap.
Kebahagiaan adalah kemampuan menikmati apa yang kita miliki. Kebahagiaan itu ada pada usaha kita untuk menghadirkan perasaan bahagia, bukan terletak pada banyaknya harta yang kita miliki.
Kita dikaruniai oleh Allah SWT berupa potensi diri yang bisa dimanfaatkan untuk meraih kebahagiaan sejati. Dengan terpenuhinya kebutuhan jasmani yang menuntut untuk dipenuhi, kita melakukan upaya maksimal yang selaras dengan pedoman hidup kita. Begitu pula ketika kita menggunakan naluri dan akal, juga harus sejalan dengan pedoman hidup yang termaktub dalam Al-Qur’an. Menggunakan seluruh potensi dengan baik dan menikmati prosesnya akan mendatangkan kebahagiaan. Jangan menyerah, jangan putus asa, jangan patah semangat, yakin kita akan bahagia.
BACA JUGA:Â Â Apa yang Paling Membuatmu Bahagia?
Jika mau mengevaluasi diri, mengapa kebahagiaan sejati tidak kunjung kita rasakan? Kita akan merasa menderita bukan karena tidak memiliki rezeki, tapi boleh jadi kita kurang bersyukur. Kita sengsara bukan karena kita tidak mendapat karunia dari Allah, tapi boleh jadi kita kurang bersyukur pula. Padahal, karunia dan nikmat Allah itu melimpah setiap saat. Sebenarnya hidup yang paling nikmat dan bisa menghantarkan kepada kebahagiaan saat kita bersyukur.
Menghadirkan Allah dalam setiap langkah dan perbuatan adalah salah satu cara menggapai kebahagiaan sejati. Meminta kepada Allah dengan sungguh-sungguh, benar-benar meminta dalam doa, niscaya akan dikabulkan.
Ketika Allah memberi ujian, maka kita akan memahami bahwa ujian itu untuk menguji kekuatan kita dalam meminta pertolongan Allah. Nyatalah dalam kondisi sedang diuji sekalipun, akan muncul perasaan ikhlas, sabar, pasrah dan tawakal bahwa semua ujian datangnya dari Allah. Perasaan-perasaan inilah yang dapat mendatangkan kebahagiaan sejati.
Memperoleh kebahagiaan sejati seyogyanya menjadi dambaan setiap orang sehingga bisa berupaya semaksimal mungkin dengan seluruh daya upaya untuk mewujudkannya. Bersegera tanpa ‘nanti’, bertindak tanpa ‘tapi’. Kebahagiaan sejati menggapai ridha Illahi menjadi tujuan hidup ini. []