BANYAK keistimewaan yang bisa diraih bagi orang-orang yang berpuasa. Selain ganjaran berlipat ganda, ibadah ini satu-satunya yang diperuntukkan langsung pada Allah. Betapa seorang yang sedang berpuasa lebih mudah menjaga dirinya dari perbuatan keji dan segala bentuk kemaksiatan.
Betapa seorang yang berpuasa diberikan dua waktu mustajab untuk meninggikan doa, ialah di antara sahur hingga terbit fajar dan sesaat sebelum terbenamnya matahari (jelang berbuka).
BACA JUGA:Inilah Manfaat Tersembunyi dari Puasa Senin-Kamis
Di antara syariat puasa sunnah yang diajarkan Rasulullah ialah berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Bagi orang-orang yang beriman, mengutamakan persiapan menuju hidup selepas kematian, sungguh betapa dua hari ini teramat istimewa. Namun sebaliknya, bagi sebagian besar manusia yang lalai dan mengabaikan peluang kebaikan, dua hari yang di dalamnya terkandung banyak keutamaan ini tidak lebih dari hari-hari biasanya.
Tidakkah kita bertanya-tanya, ketika ada seorang nenek tua yang terus menjaga sunnah berpuasa Senin dan Kamisnya selama berpuluh tahun lamanya. Tidak pernah putus, selalu istiqamah. Tidakkah kita bertanya-tanya, mengapa sedemikain kuat dan yakinnya ia pada sunnah, yang sebagian besar manusia justeru mengabaikan. Merasa tidak kuat, puasa dianggap mengganggu aktivitas keseharian. Tidak malukah kita pada seorang nenek yang secara usia jauh di atas kita, yang secara fisik berbeda jauh dengan kita, tetapi tak sedikit pun gugur Senin dan Kamisnya kecuali dilalui dengan berpuasa?
Ada banyak keistimewaan yang dirasakan, menurutnya. Setelah ia istiqamah menjalankan sunnah, ada banyak kemudahan dan kelapangan dalam kehidupan. Bukankah Allah berjanji, barang siapa yang taat dan taqwa kepada-Nya, akan dilapangkan segala urusannya. Bukankah Rasulullah pernah mengingatkan, bahwa amalan yang sedikit dan dilakukan secara terus menerus lebih baik dari banyak yang terputus-putus.
Sebagaimana jelas tertera dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i dan Ahmad, yang sanadnya dihasankan oleh Al-Hafidz Abu Thohir, “Aku berkata pada Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Wahai Rasulullah, engkau terlihat berpuasa sampai-sampai dikira tidak ada waktu bagimu untuk tidak puasa. Engkau juga terlihat tidak puasa, sampai-sampai dikira engkau tidak pernah puasa. Kecuali dua hari yang engkau bertemu dengannya dan berpuasa ketika itu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa dua hari tersebut?” Usamah menjawab, “Senin dan Kamis.” Lalu beliau bersabda, “Dua hari tersebut adalah waktu dihadapkannya amalan pada Rabb semesta alam (pada Allah). Aku sangat suka ketika amalanku dihadapkan sedang aku dalam keadaan berpuasa.”
Fadhilah selanjutnya ialah pada hari Senin dan Kamis pintu surga dibuka. Dalam sebuah hadist riwayat Imam Muslim diterangkan, “Pintu surga dibuka pada hari Senin dan kamis. Setia hamba yang tidak berbuat syirik pada Allah sedikit pun akan diampuni (pada hari tersebut) kecuali seseorang yang memiliki percekcokan (permusuhan) antara dirinya dan saudaranya. Nanti akan dikatakan pada mereka, akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai, akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai.”
Dalam riwayat yang berbeda, Imam Bukhari dan Muslim menerangkan fadhilah bagi orang yang suka berpuasa, akan disediakan satu pintu khusus ke surga bernama Ar Rayyan. “Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang namanya “Ar-Rayyan,” yang akan di masuki oleh orang-orang yang sering berpuasa kelak pada hari kiamat, tidak akan masuk dari pintu itu kecuali orang yang suka berpuasa. di katakan : manakah orang-orang yang suka berpuasa? maka mereka pun berdiri dan tidak masuk lewat pintu itu kecuali mereka, jika mereka telah masuk, maka pintu itu di tutup sehingga tidak seorang pun masuk melaluinya lagi.”
BACA JUGA: Ada Apa di Hari Senin?
Demikianlah beberapa fadhilah, di antara begitu banyak keutamaan lain dari dikerjakannya amalan sunnah puasa Senin dan Kamis. Sadarilah, betapa jalan menuju surga terbuka amat lebar, disediakan amat banyak oleh Allah. Hanya kebanyakan kita yang enggan menggapainya. Hanya kebanyakan kita yang banyak tertipu oleh hasrat membabi buta, teramat cinta pada dunia. []
SUMBER: HIJAZ.ID