Allah akan memberikan hidayah pada siapapun yang Ia kehendaki, termasuk warga Suku Anak Dalam (SAD) yang telah mengambil keputusannya untuk memeluk agama Islam. Siapa yang menyangka bahwa warga sebanyak 181 orang SAD itu Allah ketuk hatinya untuk memeluk kebenaran yang haqiqi.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Jambi, Abu Bakar mengatakan bahwa juru bicara SAD yaitu Tumenggung Yusuf, menceritakan selama ini mereka hidup di pedalaman hutan yang mereka buat sendiri. Tidak ada petunjuk yang mengatur setiap aktivitas mereka. “Mereka tidak tahu kapan mereka harus ‘menghadap’. Ada kekosongan,” kata Abu Bakar kepada Republika.co.id, Senin (30/1).
Beberapa warga yang sudah keluar dari hutan, memutuskan menetap di sebuah wilayah, serta memeluk Islam. Hal ini pula yang membuat warga SAD di hutan ingin mengikuti jejak rekannya, akan tetapi mereka tidak tahu bagaimana cara untuk memeluk Islam.
Karena tempat tinggal mereka di hutan, mereka terkendala cuaca sehingga tak mampu keluar dari sana. Meski begitu, Abu Bakar menyebut setelah kendala cuaca selesai, mereka akan tetap mengikuti langkah rekan-rekannya yang telah lebih dulu masuk Islam.
Pihaknya mendapat informasi, ada 3.000 warga SAD yang berada di Hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas dan menyatakan ingin masuk Islam. Yang menjadi kendala adalah sebagian dari mereka ada yang hidupnya tidak menetap sehingga susah ditemui dan didata. “Tapi atas dasar penelusuran sporadis oleh yayasan, ada 3.000-an orang yang ingin masuk Islam,” kata dia.
Sebanyak 181 warga SAD yang telah masuk Islam hari ini telah mengucap syahadat di Balai Adat Tanah Pilih Pusako Betuah Kota Baru Jambi. Usai bersyahadat, mereka melakukan mandi wajid dan dikhitan. Semua proses tersebut dipandu oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama. [Evi]