KEMARIN sore, karena mau jalan agak jauh, saya beli kopi kalengan dingin di gerai mart dekat tempat kerja. Saya pake kemeja. Celana jins. Pake jam tangan. Saya merasa seperti orang keren. Nggak apa-apalah, sesekali.
Di kasir, ada kembalian 200 perak. Si teteh penjaga kasir bertanya, “Pak, yang 200-nya mau disumbangin?” sembari tersenyum. Saya melihat dia seperti Julia Roberts pake kerudung.
Saya menggeleng, sembari tersenyum. Saya merasa masih sok cool, seperti teman SMP sebangku saya di kelas 3, yang berambut keriting, pintar dan rendah hati.
Seketika, si teteh penjaga kasir langsung hilang senyumnya. Saya merasa, wajahnya yang asalnya mirip Julia Roberts jadi berubah. Mirip siapa ya?
Dia mencari-cari uang recehan 200 perak. Nggak ada. Dia berteriak pada karyawan lelaki di seberangnya, “Akaaang, punya uang 200 perak nggak buat kembalian niiii….”
BACA JUGA: Pep dan Zlatan Ibrahimovic
Si akang yang dimaksud berkata lantang juga, suaranya mirip Tukul di acara Bukan Empat Mata, “Udaaah, kasihin aja lima ratussss….”
Saya melihat saja mereka. Masih seperti merasa sok cool.
Si teteh penjaga kasir memberikan kembalian. Lebih 300 perak. Saya merasa dia sedang berderma pada saya.
Saya tersenyum sama dia. Saya merasa seperti Tom Cruise di Jerry Maguire. Waduh, kepedean dah ah. Tapi nggak apa-apalah. Sesekali merasa yang aneh-aneh seperti itu. Saya bilang dalam hati, persis seperti di sinetron-sinetron streaming yang walaupun mulutnya terkunci, tapi suaranya kedengaran keras bangat. “Penyakit nih mart-mart kayak gini. Kebiasaan nanya sumbangan recehan. Nyumbangnya buat siapa? Masa kalah sama warung dan toko kelontongan yang 100 perak pun dibalikin…”
BACA JUGA: Ngomel
Saya keluar dari mart itu. Bawa kelebihan 300 perak dari si teteh penjaga kasir. Saya melihat uang beberapa kali lipat dari uang kembalian itu, dan saya niatkan sedekah pada sesuatu yang lain, yang saya yakin, masih pantas disumbang. Ketika itu saya merasa seperti seorang tokoh di salah satu novel Sidney Sheldon, saya lupa lagi yang mana judulnya.
Hujan turun dengan malas. Saya balik ke tempat kerja. Sekarang, saya merasa seperti di film-film Korea. []