Rasulullah merupakan suri tauladan yang baik, tak ada cela dalam dirinya. Setiap orang yang berada di dekatnya senantiasa berada dalam kehangatan, kedamaian serta ketenangan.
Rasulullah sangat mencintai Hasan dan Husain. Kecintaannya kepada kedua cucunya tersebut senantiasa menjadi rujukan islam dalam memperlakukan sang buah hati.
Hasan dan Husain adalah penghulu ahli surga.
Suatu hari Rasulullah berdo’a untuk kedua cucunya tersebut, “Ya Allah, aku sangat mencintai mereka. Maka, cintailah mereka dan orang-orang yang mencintai mereka.”
Rasulullah senantiasa meluangkan waktu untuk kedua cucunya serta bersenang-senang dengan keduanya. Sikap Rasulullah kepada keduanya sangat lembut.
Suatu hari Umar melihat Hasan dan Husain sedang manaiki punggung Rasulullah, dan berkata, “Sebaik-baik kuda tunggangan adalah yang ditunggangi kalian.”
Lalu, Rasulullah menjawab, “Sebaik-baik penunggang kuda adalah mereka berdua.”
Jika Hasan dan Husain menunggangi Rasulullah ketika Shalat, beliau tidak akan menurunkan mereka sampai mereka sendiri yang turun. Jika melakukan rukuk, beliau merenggangkan kakinya agak lebar agar mereka bisa bermain-main di bawahnya.
Rasulullah senantiasa mencari kesempatan untuk bermain bersama Hasan dan Husain. Beliau pernah diundang makan oleh salah seorang sahabat. Di jalan beliau melihat Husain sedang bermain dengan anak-anak. Beliau lalu bergegas mendahului rombongan, lalu membentangkan tangan, berlari-lari dan tertawa bersama Husain. Beliau
mencubit dagu Husain, memegang kepala dan kedua telinganya. Lalu beliau memeluk dan menciumnya.
Suatu hari abu Ayub al-anshari berkunjung ke rumah Rasulullah, Abu Ayub melihat Hasan dan Husain sedang bermain bersama Rasulullah.
“Wahai Rasulullah, apakah kau mencintai mereka?” tanya Abu Ayub.
“Bagaimana tidak? Mereka adalah dua wewangianku di dunia yang selalu kuhirup aromanya?” jawab Rasulullah dengan mantap. []