KETIKA Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam sedang melakukan thawaf di Ka’bah, beliau di datangi Al-Aswad bin Al-Muthalib bin Asad bin Abdul Uzza, Al-Walid bin Mughirah, Umayyah bin Khalaf dan Al-Ash bin Wail. Mereka semua adalah orang-orang terpandang di kaumnya masing-masing.
Mereka berkata kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Muhammad, bagaimana jika kami menyembah apa yang kau sembah dan kau menyembah apa yang kami sembah. Kita saling bekerja sama dalam hal ini. Jika apa yang engkau sembah lebih baik daripada apa yang kami sembah, maka kami akan mengikutimu. Jika apa yang kami sembah lebih baik, maka engkau mengikuti kami.”
BACA JUGA: Kaum Quraisy Era Milenial
Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat tentang mereka:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Katakanlah: “Hai orang-orangyang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhanyang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 1-6). []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media