“Dan mereka berkata: ‘Mengapa Rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?’” (Qs. Al-Furqon [25]: 7-8)
PADA saat Nabi menyebarkan ajaran Islam banyak sekali cacian yang dilemparkan kepadanya. Keraguan mereka pun terlihat dengan jelas. Bahkan mereka menuntut kekuatan supranatural dalam diri Nabi yang lebih keras lagi.
Mereka berkata, “Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dan bumi untuk kami.”
BACA JUGA: Ketaatan Sahabat Atas Perintah Allah dan Rasulullah
Adapun yang mengatakan, “Mengapa kamu tidak mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya.”
Disahut lagi oleh kawannya yang lain, ”Mengapa tak kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami.”
“Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca,” tutur mereka semua.
BACA JUGA: Saat Anas Kecil Dititipkan kepada Rasulullah
Mengenai tuntutan itu Allah memerintahkan Nabi agar mengatakan, “Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?” (Qs al-Isra’ [17]:93) []
Sumber: Sirah Nabi Muhammad Saw /Penerbit: Marja /Penulis: Prof. Abdul Hamid Siddiqi,2005