Satuan Polisi Daerah Sulawesi Selatan memiliki personil yang hafal Quran. Meski padatnya aktivitas tidak menyurutkan semangat kedua anggota Polri ini terus berinteraksi dengan Al-Quran. Siapa saja mereka?
Mereka adalah Bripda Muhammad Husein dan Bripda Rizka Munawaroh. Keduanya berdinas di Biro Sumber Daya Manusia Polda Sumsel. Kedua Hafidz ini mengisi waktu kosongnya dengan membaca Al-Quran.
“Bila kosong selesai shalat, bagus dimanfaatkan untuk membaca Al-Quran, ini untuk mengulang agar hafalan tidak lupa,” ujar Husein, yang merupakan hafiz 30 juz ini.
Seperti dilansir dari detik, sejak kecil Husain memang sudah akrab dengan Al-Quran, terlebih keluarganya merupakan Qoriah. Ia memulai menghafal saat duduk di bangku SMP yang berbasis pondok pesantren.
Menurut Husein, menghafal 30 juz bukanlah perkara mudah, karena harus terus diulang setiap hari agar hafalan tidak hilang dan lupa.
“Harus diulang-ulang agar tidak lupa. Dengan membaca Al-Quran, hidup ini akan menjadi tenang dan dimudahkan segala urusannya,” ujar anak bungsu dari tiga bersaudara ini.
Selain Bripda Husein, ada pula Polwan cantik yang juga mengikuti jejak Husein menjadi hafiz, yakni Bripda Rizka Munawaroh. Bripda Rizka, yang masuk menjadi anggota Polri pada bulan Juli 2014 dan menjalani pendidikan Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan) di Mabes Polri, mendapatkan tantangan tersendiri karena harus melepas jilbabnya.
Padahal, sebelum menjadi anggota Polri, Rizka mengatakan telah banyak melihat di media sosial banyak Polwan yang menggunakan jilbab saat bertugas, terutama yang berdinas di Provinsi Aceh.
“Memang saat itu belum ada surat telegram dari Mabes Polri mengenai ketentuan menggunakan jilbab ini, hingga pada Maret 2015 keluar surat itu,” sambungnya.
Atas keputusan Mabes Polri itulah, Rizka semakin memantapkan diri untuk menjadi hafiz yang dapat menjalankan tugas sebagai abdi negara. Sejak kelas IV sekolah dasar, Rizka mengaku menghafal 10 juz hingga lulus dari madrasah tsanawiyah (setara dengan SMP). Tak ingin berhenti di situ, dia melanjutkan hafalan hingga 20 juz sejak lulus SMA dan mendaftar menjadi anggota Polri melalui jalur prestasi.
Rizka sebetulnya sempat mendapat tawaran beasiswa ke Mesir, tapi ia lebih memilih menjadi Polwan. Saat itu, ada jalur prestasi, seperti olahraga beladiri dan bidang keagamaan. Rizka terpilih melalui jalur hafiz Al-Quran.
“Hafalan itu sempat tidak bisa maksimal, karena kegiatan padat sekali. Akhirnya setelah jumpa beberapa polisi yang juga hafiz, kami mulai membangun semangat baru menjadi seorang penghafal Al-Quran,” kenang Rizka mengingat saat pendidikan kala itu.
Rizka selalu mendapat pesan dari pimpinannya di Mapolda Sumsel untuk tidak meninggalkan kebiasaan baiknya dan tetap mengamalkan meskipun bertugas sebagai anggota Polri.
“Jadi, selain bertugas, harus meningkatkan amalan. Keberadaan kami dapat memotivasi teman-teman yang lain. Tugas sebagai anggota Polri tidak boleh menghalangi aktivitas itu,” katanya.
Saat ini, ia bersama lima rekan lainnya sudah mempunyai niat membentuk kumpulan hafiz di lingkungan Polda Sumsel. Tujuannya, agar semua anggota dapat menjadi penghafal Al-Quran dan tetap mengamalkannya saat bertugas.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Cahyo Budi Siswanto mengatakan seluruh hafiz yang bertugas di Polda Sumsel merupakan hasil penjaringan dari penerimaan anggota Polri melalui jalur prestasi sesuai kemampuan dan prestasi masing-masing.
“Iya, mereka memang hafiz yang bertugas di sini (Mapolda Sumsel). Tapi juga mereka mengikuti proses seleksi saat penerimaan dan mungkin rezekinya karena ternyata juga seorang penghafal Al-Quran dan ini juga tentu menjadi prestasi tersendiri dalam membawa nama baik institusi Polri, terutama Polda Sumsel,” ujar Cahyo. []