CINTAILAH istri kita, karena cinta menumbuhsuburkan kemesraan. Cintailah suami karena cinta adalah karunia. Cintailah orang tua karena cinta berarti penghormatan. Cintailah anak kita karena cinta adalah kasih sayang. Tebarlah cinta kepada siapapun. Bahkan, kepada makhluk Allah yang lain, kepada tumbuhan, hewan, dan alam. Orang yang tidak punya cinta, seperti musim semi tanpa bunga.
Itulah dunia cinta. Banyak lika-likunya. Cinta tidak mengenal usia. Tidak mengenal status. Dan orang yang dimabuk cinta seperti merasa di dunia antah-berantah. Tidak mengenal waktu, tidak mampu menghitung dentang-denting jam. Sabda Rasulllah SAW, “Kecintaan Anda terhadap sesuatu, membuat buta dan tuli,” (HR. Muslim).
Saudaraku, bukan salah cinta bila membuat sengsara. Kehadiran cinta sejatinya bisa membuat kehidupan rumah tangga lebih harmonis. Kehadiran cinta menjadikan manusia terasa dihargai dan dimanusiakan. Inilah yang dilakukan islam dari awal hingga sekarang, juga masa yang akan datang. Islam agama cinta, karena islam memuliakan perempuan yang pada jaman Jahilliyah dianggao sebagai benda yang bisa diwaiskan. Kehormatan seperti tiada harganya. Islam mengangkat derajat perempuan ke tingkat yang luhur dan tinggi.
Kekuatan cinta akan menjadi senjata untuk bisa melakukan apa saja, lalu apakah kita bisa menjadikan kekuatan cinta untuk dekat pada Allah dan Rasul-Nya? Kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya akan memberikan dampak positif pada saat kita mencintai sesama dan makhluk lainnya.
Cinta kita yang utama dan pertama hanya tertuju kepada Allah dan Rasul-Nya. Cinta kita kepda keduanya di atas segalanya. Ketika cinta dari sesama belum kita dapat, kita yakin bahwa inilah yang terbaik buat kita dalam pandangan Allah. [reni/islampos}
Sumber: Jangan Putus Asa/karya: Masyhuril Khamis/penerbit: Republika