CIANJUR–Menanamkan nilai-nilai perjuangan pada anak sejak dini sangatlah penting agar kelak generasi muda penerus bangsa ini bisa memahami nilai-nilai perjuangan bangsanya sendiri. Hal tersebut dilakukan juga oleh guru-guru di sekolah Islam DTA Al-Furqon Cianjur.
Mengisi kemerdekaan, tak jauh beda dengan kegiatan masyarakat pada umumnya, guru-guru menggelar lomba seperti makan kerupuk untuk para siswanya. Hal unik yang berbeda, di sela lomba yang digelar anak-anak ini diberi pengarahaan tentang kemerdekaan oleh tokoh masyarakat sekitar.
BACA JUGA: Merdeka di Tanah Gempa
Arfi Kharisma Hakim Selaku Kepala Sekolah DTA Al-Furqon mengatakan, sekolah yang ia pimpin menggelar sejumlah perlombaan Agustusan. Namun di dalamnya disisipkan nilai-nilai Islami yang berkaitan dengan perjuangan.
“Kami ikut memeriahkan hari kemerdekaan ini dengan berbagai perlombaan khas Agustusan, seperti lomba makan kerupuk, balap kelereng, meniup balon, dan memindahkan karet memakai sedotan, dan lain-lain. Kami pun menyisipkan nilai-nilai islami dalam memperingati kemerdekaan. Sprti di sela-sela perlombaan, anak-anak mendengarkan cerita dari tokoh masyarakat, Bapak H.Eman yang juga ketua DKM Al-Furqon, membahas mengenai kemerdekaan dan perjuangan dalam Islam,” Kata Arfi di DTA Al-Furqon Cianjur, Sabtu, (17/8/2019).
Kemerdekaan tidak terlepas dari perjuangan, lanjut Arfi. Jika para pahlawan dahulu melawan penjajah kini tugas kita mempertahankan kemerdekaan itu. Saat ini memerangi kebatilan dan memperjuangan kebaikan menjadi tugas generasi muda.
“Kemerdekaan tak terlepas dengan perjuangan dari para pahlawan. Kalau jaman dulu pahlawan melawan penjajah, kalau sekarang kita mempertahankan kemerdekaan, dengan tetap berjuang melawan kebatilah dan memperjuangkan kebaikan,” tutur Arfi.
BACA JUGA: Keren, di Malam 17 Agustus Burj Khalifa jadi Merah Putih
Muslimah yang kini menempuh pendidikan S2 di salah satu universitas di Bandung ini menjelaskan, jika lomba yang merekaa lakukan masi tetap mengikuti adab dalam Islam, misalnya saja, lomba makan kerupuk, anak-nak disediakan kursi sehingga makan masih tetap duduk. Sementara untuk lomba meniup balon adalah salah satu cara untuk menghindari mubazir.
“Untuk lomba makan kerupuk kami menyediakan kursi untuk anak-anak sehingga mereka tetap mengikuti adab makan dalam Islam, lomba meniup balon juga untuk menghindari sifat mubazir, sebab selama ini kebanyakan lomba memecahkan balon padahal itu mubazir, dengan lomba meniup balon artinya anak masih bisa menggunakannya untuk main balon,” pungkasnya.
Dalam lomba tersebut dilibatkan seluruh siswa, baik Pra Diniyah maupun siswa-siswi Diniyah. Tampak terlihat keseruan dalam anak-anak ini saat mengikuti lomba. []
REPORTER: SAIFAL